Advertiser

Favorit Song ( Marry Your Daughter)

Sunday, January 25, 2015

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR (OBESITAS)



PENYAKIT TIDAK MENULAR
(OBESITAS)
1.      Definisi Obesitas
Obesitas atau kegemukan didefinisikan sebagai kelebihan akumulasi lemak tubuh sedikitnya 20 % dari berat rata-rata untuk usia, jenis kelamin dan tinggi badan. Prognosis umum untuk peningkatan dan mempertahankan penurunan berat badan buruk.Namun keinginan untuk pola hidup lebih sehat dan penurunan faktor resiko sehubungan dengan ancaman penyakit terhadap hidup memotivasi beberapa orang mengikuti diet dan program penurunan berat badan.
Obesitas adalah sebagai akumulasi lemak yang abnormal atau berlebihan yang berpeluang menimbulkan beberapa risiko kesehatan pada individu. Obesitas adalah kondisi di mana lemak tubuh
menumpuk sehingga bisa menimbulkan efek buruk pada kesehatan (WHO).
Obesitas adalah refleksi ketidakseimbangan konsumsi dan pengeluaran energi, penyebabnya ada yang bersifat Eksogenetis dan Endogenous.Penyebab Eksogenetis misalnya kegemaran makan secara berlebihan terutama makanan tinggi kalori tanpa diimbangi oleh aktivitas fisik yang cukup sehingga surflus energinya disimpan sebagai lemak tubuh (khomsan, 2004).
2.      Epidemiologi Obesitas
A.    Host
Host ialah semua factor yang terdapat pada diri manusia yang dapat mempengaruhi timbulnya serta perjalanan penyakit. Dalam hal ini, yang berperan sebagai factor pejamu dalam timbulnya serta perjalanan penyakit obesitas yang timbul dipengaruhi oleh banyak factor di dalamnya, antara lain yaitu :
1.      Factor Genetik
Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab genetic. Tetapi anggota keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya hidup, yang bisa mendorong terjadinya obesitas. Seringkali sulit untuk memisahkan factor gaya hidup dengan factor genetic. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-rata factor genetic memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan seseorang.
2.      Umur
Obesitas dapat terjadi pada seluruh golongan umur, baik pada anak-anak sampai pada orang dewasa. Obesitas dapat terjadi ketika dalam tubuhnya trejadi ketidakseimbangan antara konsumsi kalori dan kebutuhan energy, dimana konsumsi kalori (energy intake) terlalu banyak dibandingkan dengan kebutuhan atau pemakaian energy (energy expenditure). Dalam hal ini asupan energy yang berlebihan tanpa diimbangi aktivitas fisik rata-rata per hari yang seimbang maka akan mempermudah terjaidnya kegemukan atau obesitas pada seseorang.
3.      Kurangnya aktivitas fisik
Seseorang yang sering berolahraga atau beraktivitas maka lemak dalam tubuhnya akan di bakar sedangkan seseorang yang tidak melakukan aktivitas fisik akan semakin banyak timbunan lemak dalam tubuhnya sehingga kemungkinan untuk menjadi obesitas jauh lebih besar.
4.      Kebiasaan makan yang buruk
Kebiasaan konsumsi fast foos, minuman manis maupun makanan kemasan, memiliki kecenderungan untuk memiliki berat berlebih karena makanan tersebut merupakan makanan yang tingi lemak dan kalori tetapi memiliki nilai gizi rendah.
5.      Factor perkembangan
Penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak (atau keduanya) menyebabkan bertambahnya jumlah lemak yang di simpan dalam tubuh. Penderita obesitas, terutama yang menjadi gemuk pada masa kanak-kanak, bisa memiliki sel lemak sampai 5 kali lebih banyak dibandingkan dengan orang yang berat badannya normal. Jumlah sel-sel lemak tidak dapat dikurangi , karena itu penurunan berat badan hanya dilakukan dengan cara mengurangi jumlah lemak dalam setiap sel.
2.      Agent
Agent merupakan suatu substansi atau elemen tertentu yang kehadiran atau ketidakhadirannya dapat menimbulkan atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit.  Adapun agent dalam penyakit obesitas adalah factor nutrisi yaitu kelebihan kalori terutama karbohidrat dan lemak.
3.      Enviropment
Lingkungan yang mempengaruhi munculnya penyakit obesitas yaitu :
·         Fisik                : iklim, musim- produksi makanan berlimpah
·         Ekonomi          : kemampuan daya beli cukup
·         Sosial               : keinginan orang tua memberi. makan kepada anak melebihi kebutuhan   nutrisi.
Dalam lingkungan termasuk pula gaya hidup atau pola makan dalam keluarga tersebut dapat memicu munculnya penyakit obesitas.

3.      Patofisiologi Obesitas
            Secara umum obesitas dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan kalori, yang diakibatkan asupan energy yang jauh melebihi kebutuhan tubuh.Pada bayi (infant), penumpukan lemak terjadi akibat pemberian makanan pendamping ASI yang terlalu dini, terutama apabila makanan tersebut memiliki kandungan karbohidrat, lemak, dan protein yang tinggi.Pada masa anak-anak dan dewasa, asupan energy bergantung pada diet seseorang.
            Obesitas terjadi karena adanya kelebihan energi yang disimpan dalam bentuk jaringan lemak.Gangguan keseimbangan energi ini dapat disebabkan oleh faktor eksogen (obesitas primer) sebagai akibat nutrisional (90%) dan faktor endogen (obesitas sekunder) akibat adanya kelainan hormonal, sindrom atau defek genetik (meliputi 10%). Pengaturan keseimbangan energi diperankan oleh hipotalamus melalui 3 proses fisiologis, yaitu: pengendalian rasa lapar dan kenyang, mempengaruhi laju pengeluaran energi, dan regulasi sekresi hormon.
            Proses dalam pengaturan penyimpanan energi ini terjadi melalui sinyal-sinyal eferen (yang berpusat di hipotalamus) setelah mendapatkan sinyal aferen dari perifer (jaringan adipose, usus dan jaringan otot). Sinyal-sinyal tersebut bersifat anabolik (meningkatkan rasa lapar serta menurunkan pengeluaran energi) dan dapat pula bersifat katabolik (anoreksia, meningkatkan pengeluaran energi) dan dibagi menjadi 2 kategori, yaitu sinyal pendek dan sinyal panjang.Sinyal pendek mempengaruhi porsi makan dan waktu makan, serta berhubungan dengan faktor distensi lambung dan peptida gastrointestinal, yang diperankan oleh kolesistokinin (CCK) sebagai stimulator dalam peningkatan rasa lapar.Sinyal panjang diperankan oleh fat-derived hormon leptin dan insulin yang mengatur penyimpanan dan keseimbangan energi.
            Apabila asupan energi melebihi dari yang dibutuhkan, maka jaringan adiposa meningkat disertai dengan peningkatan kadar leptin dalam peredaran darah. Leptin kemudian merangsang anorexigenic center di hipotalamus agar menurunkan produksi Neuro Peptide –Y (NPY), sehingga terjadi penurunan nafsu makan.Demikian pula sebaliknya bila kebutuhan energi lebih besar dari asupan energi, maka jaringan adiposa berkurang dan terjadi rangsangan pada orexigenic center di hipotalamus yang menyebabkan peningkatan nafsu makan. Pada sebagian besar penderita obesitas terjadi resistensi leptin, sehingga tingginya kadar leptin tidak menyebabkan penurunan nafsu makan.
4.      Etiologi Obesitas
1.      Genetik : Anak-anak dari orangtua obes cenderung 3-8 kali menjadi obesitas dibandingkan dari orangtua berat badan normal, walaupun mereka tidak dibesarkan oleh orangtua kandung.
  1. Lingkungan : Pengaruh keluarga (ex: penggunaan makanan sebagai hadiah, tidak boleh makan makanan pencuci mulut sebelum semua makanan dipiring habis). Membantu pengembangan kebiasaan makan yang dapat menyebabkan obesitas.
  2. Psikologi : Makan berlebihan dapat terjadi sebagai respon terhadap kesepian, berduka/depresi, dapat merupakan respon terhadap rangsangan dari luar, ex: Iklan makanan/kenyataan bahwa ini adalah waktu makan.
  3. Fisiologi : Energi yang dikeluarkan menurun dengan bertambahnya usia, dan ini sering menyebabkan peningkatan berat badan pada usia pertengahan, Ex: kelainan endokrin / seperti Hipotiroidy bertanggung jawab untuk obesitas.
5.      Adapun penyebab dasarnya faktor etiologi primer dari obesitas adalah konsumsi kalori yang berlebihan dari energy yang dibutuhkan (mary coutney moore, 1994).Kegemukan disebabkan oleh ketidak imbangan kalori yang masuk dibanding yang keluar. Kalori diperoleh dari makanan sedangkan pengeluarannya melalui aktivitas tubuh dan olah raga. Kalori terbanyak (60-70%) dipakai oleh tubuh untuk kehidupan dasar seperti bernafas, jantung berdenyut dan fungsi dasar sel. Besarnya kebutuhan kalori dasar ini ditentukan oleh genetik atau keturunan. Namun aktifitas fisik dan olah raga dapat meningkatkan jumlah penggunaan kalori keseluruhan. 

Jadi ketidak imbangan kalori ini dapat ditentukan oleh faktor keturunan tapi dipicu oleh pola hidup dan lingkungan. Kebiasaan hidup santai, malas bergerak, selalu dibantu oleh orang lain (pembantu/supir) atau alat (remote/ handphone/ eskalator/ kendaraan)  dan makan berlebihan akan meningkatkan asupan dan menurunkan luaran kalori.
5.      Klasifikasi
Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:
a)      Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
b)      Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
c)      Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk) 
Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index, BMI)
BMI
Klasifikasi
< 18.5
berat badan di bawah normal
18.5–24.9
Normal
25.0–29.9
normal tinggi
30.0–34.9
Obesitas tingkat 1
35.0–39.9
Obesitas tingkat 2
≥ 40.0
Obesitas tingkat 3


BMI merupakan suatu pengukuran yang menghubungkan (membandingkan) berat badan dengan tinggi badan.
6.      Faktor Resiko Obesitas
Faktor makanan ini merupakan yang terpenting untuk terjadinya kegemukan baik sebagai penyebab tunggal maupun penyakit lainnya. Ketidakseimbangan antara masukan kaliori dan pemakaian dapat disebabkan banyak faktor, antara lain:
1.      Aktifitas Fisik
Pada umumnya seseorang yang gemuk kurang aktif daripada seseorang dengan berat badan normal.Aktifitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik dan mental serta memanfaatkan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari.Aktifitas fisik secara teratur yang dilakukan paling sedikit 30 menit/hari.Jika lebih banyak waktu yang dipergunakan untuk beraktifitas fisik, maka manfaat yang diperoleh juga lebih banyak (admin, 2008).
2.      Meningkatnya konsumsi zat gizi (asupan makanan)
Terutama zat gizi makro yang menyebabkan kegemukan bila dimakan secara berlebihan, zat gizi ini akan disimpan dalam bentuk lemak tubuh dan akan meningkatkan berat badan secara keseluruhan. Adapun zat gizi makro yang dapat mempengaruhi kenaikan berat badan jika dikonsumsi berlebihan antara lain:
  1. Karbohidrat
Karbohidrat memang merupakan peranan penting dalam alam karena merupakan sumber energi utama bagi manusia dan hewan yang harganya relative murah.Semua karbohidrat berasal dari tumbuh-tumbuhan. Fungsi utama karbohidrat adalah Sumber energi pemberi rasa manis dari makanan, penghemat protein, mengatur metabolisme lemak, membantu pengeluaran feces (altemaster, 2003).
Dalam diet seimbang, dianjurkan 50-60 % kebutuhan kalori berasal dari karbohidrat, kegunaan utama energi.Kegunaan lainnya sebagai energy cadangan, komponen struktur sel, dan sumber serat (Sayogo, 2006).
  1. Protein
Protein adalah molekul makro dan merupakan bagian terbesar setelah air. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptide. Protein ini mempunyai fungsi khusus yang tidak tergantikan oleh zat lain, yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh.
Kebutuhan protein remaja berkisar antara 44-59 gr/hari.Tergantung pada jenis kelamin dan umur.Protein juga menyuplai sekitar 12-14% asupan energi selama masa anak dan remaja (Suandi, 2003).
  1. Lemak
Lemak merupakan salah satu zat gizi makro yang berfungsi sebagai sumber energi, lemak juga menghasilkan 9 kal/gr nya, sebagai pelumas yaitu membantu pengeluaran sisa-sisa pencernaan dan metabolism, memelihara suhu tubuh dan pelindung organ-organ vital. Depkes RI menganjurkan untuk mengkonsumsi lemak kurang dari 25% total energi per hari (Sayogo, 2006).

Faktor-faktor lain dapat dibagi menjadi tiga faktor, yaitu:
  1. Faktor genetik.
Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab genetik. Tetapi anggota keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya hidup, yang bisa mendorong terjadinya obesitas. Seringkali sulit untuk memisahkan faktor gaya hidup dengan faktor genetik. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan seseorang.

  1. Faktor lingkungan.
Gen merupakan faktor yang penting dalam berbagai kasus obesitas, tetapi lingkungan seseorang juga memegang peranan yang cukup berarti. Lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya). Seseorang tentu saja tidak dapat mengubah pola genetiknya, tetapi dia dapat mengubah pola makan dan aktivitasnya.

  1. Faktor psikis.
Apa yang ada di dalam pikiran seseorang bisa mempengaruhi kebiasaan makannya. Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan makan.Salah satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang negatif.
Gangguan ini merupakan masalah yang serius pada banyak wanita muda yang menderita obesitas, dan bisa menimbulkan kesadaran yang berlebihan tentang kegemukannya serta rasa tidak nyaman dalam pergaulan sosial.

  1. Faktor kesehatan.
Beberapa penyakit bisa menyebabkan obesitas, diantaranya:
Ø  Hipotiroidisme
Ø  Sindroma Cushing
Ø  Sindroma Prader-Willi
Ø  Beberapa kelainan saraf yang bisa menyebabkan seseorang banyak makan.

  1. Faktor obat-obatan.
Obat-obat tertentu (misalnya steroid dan beberapa anti-depresi) bisa menyebabkan penambahan berat badan.

  1. Faktor perkembangan .
Penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak (atau keduanya) menyebabkan bertambahnya jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh.Penderita obesitas, terutama yang menjadi gemuk pada masa kanak-kanak, bisa memiliki sel lemak sampai 5 kali lebih banyak dibandingkan dengan orang yang berat badannya normal. Jumlah sel-sel lemak tidak dapat dikurangi, karena itu penurunan berat badan hanya dapat dilakukan dengan cara mengurangi jumlah lemak di dalam setiap sel.

  1. Aktivitas fisik.
Kurangnya aktivitas fisik kemungkinan merupakan salah satu penyebab utama dari meningkatnya angka kejadian obesitas di tengah masyarakat yang makmur.Orang-orang yang tidak aktif memerlukan lebih sedikit kalori. Seseorang yang cenderung mengkonsumsi makanan kaya lemak dan tidak melakukan aktivitas fisik yang seimbang, akan mengalami obesitas. Adapun faktor-faktor lain yang berpengaruh dalam obesitas adalah gaya hidup dan konsumsi pangan, gaya hidup sendetari (unsur gerak fisik sangat minim), beban mental (stress) dan lingkungan.             Seseorang dapat dikatakan obesitas jika berat badan pada laki-laki melebihi 15% dan wanita melebihi 20% dari berat badan ideal menurut umurnya. Pada orang yang menderita obesitas, organ-organ tubuh harus bekerja lebih berat, karena harus membawa kelebihan berat badan yang tidak memberikan manfaat langsung, dan karena itu akan merasa lebih gerah.
Resiko Kesehatan yang berhubungan dengan Obesitas.
NO
Hal/Tipe Masalah
Simtom
1
Kardiovaskuler
Hipertensi: Jantung Koroner, vena varicose, sindrom pickwickian
2
Endokrin dan reproduktif
Non-DM (tergantung insulin), Amenore, Infertilitas, Pre-Eklampsia
3
Gastrointestinal
Kolesistitis dan Kolelitiasis, Fatty Liver
4
Psikiatri dan Sosial
Diskriminasi
5
Muskuloskeletal & Dermis
Osteoarthritis, iritasi, infeksi (lipatan kulit, striae)
6
Keganasan
Kanker Kolon, Rectum, Prostat, empedu, Buah dada, Uterus, Ovarium







7.      Gejala Obesitas
Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan.Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu), sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk.
Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan kaki).Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit.
Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak.Sering ditemukan edema (pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki.
Kegemukan dapat diketahui dengan mengukur jumlah lemak seluruh tubuh menggunakan alat impedans atau mengukur ketebalan lemak di tempat-tempat tertentu menggunakan alat kaliper. Selain itu lemak di sekitar perut dapat diukur dengan menggunakan meteran. Secara sederhana kegemukan dapat dihitung dengan menghitung Indeks Massa Tubuh, yaitu membagi berat badan (kg) dengan tinggi badan dikuadratkan (m2).
8.      Pencegahan Obesitas
A.    Peningkatan kesehatan (Health Promotion)
Pada tingkat ini dilakukan tindakan umum untuk menjaga keseimbangan proses bibit penyakit-pejamu-lingkungan, sehingga dapat menguntungkan manusia dengan cara meningkatkan daya tahan tubuh dan memperbaiki lingkungan. Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang sehat. Untuk penyakit obesitas dapat dilakukan melalui pendidikan kesehatan tentang bahaya obesitas dan pengaturan  pola makan yang baik serta melalui olahraga secara teratur.
B.     Perlindungan Khusus (Specific Protection)
Merupakan tindakan yang masih dimaksudkan untuk mencegah penyakit, menghentikan proses interaksi bibit penyakit-pejamu-lingkungan dalam tahap prepatogenesis, tetapi sudah terarah pada penyakit tertentu. Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang sehat tetapi memiliki risiko terkena penyakit tertentu. Untuk penyakit obesitas dapat dilakukan melalui aktivitas fisik yang cukup sehingga terjadi pembakaran lemak dalam tubuh.
C.     Penegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat (early diagnosis and prompt treatment)
Merupakan tindakan menemukan penyakit sedini mungkin dan melakukan penatalaksanaan segera dengan terapi yang tepat. Bagi orang yang obesitas maka dapat dilakukan melalui pengaturan pola makan.
D.    Pembatasan Kecatatan (Dissability Limitation)
Merupakan tindakan penatalaksanaan terapi yang adekuat pada pasien dengan penyakit yang telah lanjut untuk mencegah penyakit menjadi lebih berat, menyembuhkan pasien, serta mengurangi kemungkinan terjadinya kecacatan yang akan timbul. Bagi penderita obesitas pembatasan kecatatan dapat dilakukan dengan diet atau penggunaan obat-obatan untuk menurunkan berat badan.
E.     Pemulihan Kesehatan (Rehabilitation)
Merupakan tindakan yang dimaksudkan untuk mengembalikan pasien ke masyarakat agar mereka dapat hidup dan bekerja secara wajar, atau agar tidak menjadi beban orang lain. Bagi penderita obesitas tahap rehabilitasi dapat dilakukan melalui memberikan peran sosial atau mengembalikan peran sosialnya seperti semula sehingga dia merasa di terima oleh masyarakat.




3 comments:

  1. Menurut studi dalam Archives of Disease in Childhood. Para peneliti menemukan bahwa obesitas pada anak disebabkan oleh beberapa faktor selain pola asupan makanan yang salah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Menurut anda seperti apa? May we can share

      Delete
    2. Menurut anda seperti apa? May we can share

      Delete