Advertiser

Favorit Song ( Marry Your Daughter)

Sunday, January 25, 2015

Psikologi Kesehatan (Hakikat Kehidupan)



HAKIKAT KEHIDUPAN
Pada hakikatnya eksistensi manusia dalam kehidupan dunia ini adalah untuk melaksanakan kekhalifahan, yaitu membangun dan mengelola dunia tempat hidupnya ini., sesuai dengan kehendak Penciptanya.
 Menurut Jalaluddin (2003: 31) peran yang dilakonkan oleh manusia menurut statusnya sebagai khalifah Allah setidak-tidaknya terdiri dari dua jalur, yaitu jalur horizontal dan jalur vertikal.Peran dalam jalur horizontal mengacu kepada bagaimana manusia mengatur hubungan yang baik dengan sesama manusia dan alam sekitarnya. Sedangkan peran dalam jalur vertikal
menggambarkan bagaimana manusia berperan sebagai mandataris Allah. Dalam peran ini manusia penting menyadari bahwa kemampuan yang dimilikinya untuk menguasai alam dan sesama manusia adalah karena penegasan dari Penciptanya.
Hakikat kehidupan adalah untuk meraih cintaNya. Jalannya adalah berupaya mencintai Allah dan RasulNya dengan menjadi muslim yang berakhlakul karimah, muslim yang ihsan, muslim yang bermakrifat yakni muslim yang menyaksikan Allah dengan hati  (ain bashiroh).
Hakikat kehidupan dunia yang kedua adalah sebagai ujian. Sehat – sakit, untung – rugi merupakan ujian yang diciptakan Allah bagi manusia. Bagaimana menghadapi ujian? Mari kita amati bagaimana siswa sekolah menghadapi ujian. Ia akan memposisikan dirinya serius dalam menghadapinya. Dahinya mengkerut karena konsentrasi, sikapnya tegap, panca inderanya tertuju kepada soal, otaknya berfikir serius mencari jawaban, matanya memperhatikan soal demi soal. Tidak bisa ia bersikap santai, seperti selonjor kaki dan tiduran. Karena waktunya terbatas.        Itulah kondisi ujian.
Orang yang mengenal inti dunia ini menjadikan dimensi kehidupannya sebagai ujian. Sejak lahir ketika diketahui dirinya keturunan ‘darah biru’, hal itu dianggap ujian. Apakah ia merasa sombong atau tidak. Allah beri nikmat, ia anggap ujian sebab di balik kenikmatan banyak yang lupa diri. Allah beri sakit atau bangkrut, apakah ia menyalahkan Allah atau tidak, putus asa atau tidak. Semua hidup dan kehidupan bagi orang yang mengenal inti dunia adalah sebagai ujian. Ia selalu merasakan dirinya diberi warning (peringatan) ‘Awas! Hati-hati!’ Sebab ia merasakan sedang diuji oleh Allah, sedang mengisi soal-soal ujian dan harus menjawab dengan tepat dan benar.
Jika hari ini mendapat keberuntungan, hal itu adalah ujian yang menuntut dirinya apakah sikap batinnya bersyukur kepada Allah. Ingatkah ia kepada zakat, infaq, wakaf, atau amal kebajikan lainnya.
Peristiwa yang dilewatinya hari demi hari selalu dijadikannya sebagai ujian. Sehingga ia bersungguh-sungguh, bekerja keras, serius dalam menjalani kehidupan ini. Sebab jika ia salah mengisi jawabannya tidak akan lulus di sisi Allah.
Orang yang mengenal hakikat kehidupan ini menjadikan arena kehidupan ini sebagai ujian bagi dirinya, sehingga ia selalu waspada, berhati-hati, serius untuk memberikan jawaban dengan tepat dan benar.
Sesungguhnya seseorang baru akan menikmati kebahagiaan demi kebahagiaan jika ia mengetahui hakikat kehidupan sebenarnya sehingga menjadikan dunia ini sebagai alat beribadah dan ujian bagi dirinya.
Marilah renungkan bagaimana ukuran kenikmatan materi fisik (kebendaan) itu diibaratkan. Ia seperti menikmati hidangan makan di waktu lapar dengan menu spesial. Kenikmatannya hanya dirasakan sekian menit saja, tapi efek ketidaknyamanan akibat kekenyangan dirasakan selama berjam-jam.
Begitu pula kenikmatan akan kebendaan seperti ketika dibelikan HP baru, terasa senang dan bahagia. Dipamer-pamer (show) kepada orang lain, karena senang menggunakan dan memilikinya. Namun setelah waktu demi waktu berlalu, setahun memilikinya dirasakan biasa saja, bahkan dianggap jadul. Itulah kenikmatan materi (madhiyah) yang bersifat sementara.
Adapun kenikmatan ruhiyyah kebalikannya, bersifat hakiki dan kekal hingga kepada akhirat. Nikmat ini ditangkap oleh ruhani. Nikmat ruhiyyah adalah nikmat di balik ibadah. Misalnya ketika makan ia syukuri. Dapat bersyukur itu adalah kenikmatan ruhiyyah.
Diberikan kemampuan untuk mensyukuri nikmat, hati melaksanakan ibadah, memberikan sedekah. Kenikmatan Ruhiyyah ditangkap ruhani, yang hanya dapat dicapai apabila hati serius menghadapinya, tidak asal-asalan. Hati-lah yang merasakan kenikmatan dan kebahagiaan dalam setiap ibadah.
Rasa manis dalam beribadah [wajada halawatal iimaan], adalah merasakan kenikmatan dan kebahagiaan dalam setiap ketaatan yang dilakukannya. Jika kita ingin mencapai kenikmatan dalam ibadah tersebut, maka perlu mengetahui istilah maqoomaat dan haalaat.
Manusia dgn makhluk Allah lainnya sangat berbeda apalagi manusia memiliki kelebihan-kelebihan yg tidak dimiliki oleh makhluk yg lain salah satunya manusia diciptakan dgn sebaik-baik bentuk penciptaan namun kemuliaan manusia bukan terletak pada penciptaannya yg baik tetapi tergantung pada; apakah dia bisa menjalankan tugas dan peran yg telah digariskan. Paling kurang ada 3 tugas dan peran yg harus dimainkan oleh manusia Dalam menjalankan hakikat kehidupan.Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menjadi manusia yang sempurna dengan hakikat kehidupan yang baik,yaitu sebagai berikut:
1.      Lakukan segala sesuatu dgn niat yang ikhlas. Keikhlasan merupakan salah satu kunci yang akan berdampak sangat positif bagi manusia yg melaksanakan suatu amal krn meskipun apa yangg harus dilaksanakannya itu berat ia tidak merasakannya sebagai sesuatu yg berat apalagi amal yg memang sudah ringan. Sebaliknya tanpa keikhlasan amal yg ringan sekalipun akan terasa menjadi berat apalagi amal yg jelas-jelas berat utk dilaksanakan tentu akan menjadi amal yg terasa sangat berat utk mengamalkannya.
2.      Lakukan segala sesuatu dengan cara yg benar bukan membenarkan segala cara
3.       Lakukan segala sesuatu dengan tujuan mengharap ridha Tuhan YME. dan ini akan membuat manusia hanya punya satu kepentingan yakni ridha-Nya. Bila ini yg terjadi maka upaya menegakkan kebaikan dan kebenaran tidak akan menghadapi kesulitan terutama kesulitan dari dalam diri para penegaknya hal ini krn hambatan-hambatan itu seringkali terjadi karena manusia memiliki kepentingan-kepentingan lain yg justru bertentangan dgn ridha Tuhan YME.
Untuk bisa menjalankan fungsi khalifah manusia harus menegakkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan serta menyiarkan kebaikan dan kemaslahatan ini merupakan perkara yg sangat mendasar utk bisa diterapkan. Tanpa kebenaran dan keadilan serta kebaikan dan kemaslahatan tidak mungkin tatanan kehidupan umat manusia bisa diwujudkan karenanya ini menjadi persyaratan utama bagi manusia untuk menjalankan fungsi khalifah pada dirinya. Untuk bisa memperoleh kehidupan yg baik di dunia ini salah satu yg menjadi penopang utamanya adalah penegakkan hukum secara adil sehingga siapa pun yg bersalah akan dikenai hukuman sesuai dgn tingkat.
Dari keterangan di atas menjadi jelas bagi kita bahwa kemuliaan manusia sangat tergantung pada apakah ia bisa menjalankan tugas dan perannya dgn baik atau tidak bila tidak maka kemuliaannya sebagai manusia akan jatuh ke derajat yg serendah-rendah dan ia akan kembali kepada-NYA dengan kehinaan yg sangat memalukan dan di akhirat ia menjadi hamba yg mengalami kerugiaan yg tidak terbayangkan.
Sumber :
Abdul Mukti Ro’uf. 2008. Manusia Super. Pontianak: STAIN Pontianak Press. Abuddin Nata. 1997.
Filsafat Pendidikan Islam, hal. 29
Abuddin Nata. 1997. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.hal.31



0 comments:

Post a Comment