Advertiser

Favorit Song ( Marry Your Daughter)

Wednesday, March 16, 2016

HIPERTENSI



I.  PENDAHULUAN
Hipertensi sudah merupakan masalah kronis yang tergolong penting di seluruh dunia hal ini disebabkan prevalensinya cukup tinggi dan sebagai penyebab dari banyak penyakit kardiovaskuler seperti stroke, penyakit jantung koroner dan gangguan fungsi ginjal. Risiko komplikasi ini juga sudah meningkat walau pada hipertensi ringan. Bahkan pada hipertensi di Asia diperkirakan mencapai 8-18%. Angka prevalensi hipertensi di Amerika Serikat menunjukkan kisaran antara 15-22% sedangkan di Indonesia berkisar antara 0,65-28,6% (Kariani, 2014).
Data World Health Organization (WHO) tahun 2012 menunjukkan, di seluruh dunia,
sekitar 972 juta orang atau 26,4% penghuni bumi mengidap hipertensi dengan perbandingan 26,6% pria dan 26,1% wanita. Angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% di tahun 2030. Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di negara sedang berkembang, temasuk Indonesia (WHO, 2012).
Beberapa penelitian di Indonesia menjelaskan bahwa prevalensi hipertensi berkisar antara 17-22%. Prevalensi hipertensi yang ditentukan berdasarkan kriteria ambang hipertensi (Bordeline Hypertension) yaitu tekanan darah dengan rentang 141/91-159/94 mmHg, diperkirakan 4,8-18,8%. Angka ini lebih tinggi dari angka prevalensi yang dilaporkan oleh Cheng di Taipeh, yaitu sekitar 62% dan dilaporkan oleh Freis di Amerika Serikat, yaitu 10-15%. Menurut pengamatan WHO, selama 10 tahun terakhir jumlah penderita hipertensi yang dirawat di berbagai RS di Semarang meningkat lebih dari 10 kali lipat. Peningkatan ini tentu saja sangat mencemaskan siapapun yang perduli karena penemuan kasus hanya dilakukan secara pasif pada masyarakat (Kodim, 2013).
Pada tahun 2013 penyakit hipertensi termasuk dalam 10 besar penyakit yaitu berada pada urutan 4 dengan 726 kasus dari jumlah penduduk 21.221 jiwa. Tahun 2014 penyakit hipertensi juga masuk dalam 10 besar penyakit yaitu pada urutan 4 dengan  706 kasus  dari jumlah penduduk 21.724 jiwa. Data laporan pada tahun 2015 periode bulan Januari sampai dengan  November  penyakit hipertensi berada sebanyak. Prevalensi hipertensi pada wilayah kerja Puskesmas Poasia juga menunjukkan prevalensi yang tetap tinggi dari tahun ke tahun. Walaupun terjadi penurunan dalam 3 tahun terkhir, namun penurunannya tidak begitu signifikan (Laporan Puskesmas Poasia, 2015).
Banyak faktor yang merupakan pemicu terjadinya hipertensi. Faktor pemicu dibedakan atas yang tidak dapat dikontrol yaitu faktor genetik, jenis kelamin, dan umur, dan yang dapat dikontrol yaitu konsumsi alkohol, komsumsi garam dan komsumsi MSG. Tingkat tekanan darah terkait erat dengan faktor genetik. Seorang yang kedua orang tuanya menderita hipertensi memiliki 50-57% kemungkinan untuk terkena hipertensi, sedangkan apabila salah satunya menderita hipertensi maka hanya 4-20% kemungkinan menderita hipertensi. Kemungkinan menderita hipertensi kurang lebih 1 : 3. Jika salah satu orang tua menderita hipertensi atau pernah mendapat stroke sebelum usia 70 tahun, resiko ini meningkat menjadi 3:5, jika kedua orang tuanya menderita hipertensi (Sapril 2012).
Orang dengan kebiasaan merokok meningkatkan risiko terkena hipertensi, dimana risiko sesuai dengan beratnya kebiasaan merokok, merokok memiliki risiko dua sampai tiga kali lebih besar menderita hipertensi dibanding dengan yang tidak merokok. Semakin besar risiko yang timbul maka semakin besar kemungkinan terjadinya hipertensi (Junaidi, 2014).
Alkohol dilarang dikonsumsi oleh mereka yang menderita hipertensi karena alkohol dapat meningkatkan tekanan darah. Walaupun demikian, ada beberapa dokter yang menyarankan mengkonsumsi sedikit anggur merah setelah makan untuk diperoleh manfaat antioksidannya. Mengkonsumsi dalam jumlah banyak sangat tidak dianjurkan (Andriani, 2012).
Berdasarkan  latar belakang diatas, maka peneliti ingin mengkaji lebih lanjut tentang faktor risiko kejadian hipertensi dan peneliti dengan membatasi dengan melihat apakah riwayat keluarga, konsumsi alkohol, konsumsi garam, dan  konsusmsi MSG merupakan faktor risiko terhadap kejadian hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Poasia.





II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensi
     1.   Definisi Hipertensi
             Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik, yang tingginya tergantung umur individu penderita. Tekanan darah berfluktuasi dalam batas-batas tertentu, tergantung posisi tubuh, umur, dan tingkat stress yang dialami (Tambayong, 2010).                        
                  Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah, baik sistolik maupun diastolik, ≥ 140/90 mmHg. Hipertensi menyebabkan kerusakan berbagai organ tubuh seperti otak, jantung, ginjal, aorta, pembuluh darah perifer, dan retina. Akibatnya dapat menyebabkan peningkatan morbiditas (kesakitan) dan  mortalitas (kematian) pada gangguan kardiovaskuler dan stroke (Martin, 2013).
               Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
1.      Hipertensi primer adalah hipertensi yang belum diketahui dengan pasti/idiopatik. Selain itu hipertensi ini belum dapat dijelaskan mekanismenya dengan tepat.
2.      Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain. Seperti penyakit ginjal, endokrin, dan akibat pemakaian obat lainnya. (Bangun, 2002).
       Menurut HL Blum (2006), faktor-faktor yang dapat menyebabkan hipertensi yaitu sebagai berikut:
1)      Faktor genetik
       Peneliti mengidentifikasi selusin gen yang mempunyai kontribusi terhadap tekanan darah tinggi. Walaupun sepertinya hipertensi merupakan penyakit keturunan, namun hubungannya tidak sederhana.  Hipertensi merupakan hasil dari interaksi gen yang beragam, sehingga tidak ada tes genetik yang dapat mengidentifikasi orang berisiko untuk terjadi hipertensi secara konsisten.
       Riwayat penyakit yang diderita, bagi keturunan penderita hipertensi jika ada anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi, walaupun belum ada tes genetik secara konsisten terhadap penyakit hipertensi tetaplah berhati-hati. Karena dalam garis keluarga mempunyai struktur genetik yang sama.
2)      Faktor perilaku
       Faktor perilaku misalnya gaya hidup yang kurang baik seperti pengkonsumsian makan cepat saji yang kaya daging dan minuman bersoda, memiliki kadar kolesterol darah yang tinggi. Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), gaya hidup stres, stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika stres telah berlalu maka tekanan darah biasanya akan kembali normal.
      Kebiasaan mengkonsumsi minuman berkafein dan beralkohol atau garam dalam makanan, bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang yang memiliki  kepekaan yang diturinkan. Serta kebiasaan merokok karena rokok dapat meningkatkan risiko penyakit hipertensi.
3)      Faktor lingkungan
       Faktor lingkungan ini termasuk perilaku/pola  gaya hidup  (misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya), seperti indra perasa kita yang sejak kanak-kanak telah dibiasakan untuk memiliki ambang batas yang tinggi terhadap rasa asin, sehingga sulit untuk dapat menerima makanan yang agak tawar. Konsumsi garam ini sulit dikontrol, terutama jika kita terbiasa mengkonsmsi  makanan diluar rumah  (warung, restoran, hotel, dan lain-lain).
4)      Faktor pelayanan
       Faktor pelayanan kesehatan adalah kurangnya pemberdayaan masyarakat dalam usaha pencegahan penyakit hipertensi dengan pemeriksaan tekanan darah secara teratur, kurangnya perencanaan program mengenai pencegahan penyakit hipertensi dari provider (pelayanan kesehatan) di Rumah Sakit mengenai pencegahan penyakit hipertensi dengan pengaturan pola makan yang baik dan aktivitas  fisik yang cukup, kurangnya kerja sama dengan berbagai sektor terkait guna pencegahan terjadinya penyakit hipertensi, serta kurangnya penilaian, pengawasan dan pengendalian mengenai program pencegahan penyakit  hipertensi di Rumah Sakit.
2.  Klasifikasi Hipertensi
                                  Klasifikasi tekanan darah yang banyak digunakan adalah klasifikasi menurut WHO (1978) dalam Wahyudi (2013).
a.. Normotension, tekanan darah sistolik ≤ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≤ 90 mmHg.
b. Borderline hypertension, tekanan darah sistolik 140-159 mmHg dan tekanan darah diastolik 91-94 mmHg.
c. Hypertension, tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 95 mmHg.
       Pada umumnya orang yang berusia diatas 55 tahun akan menderita isolated systolic hypertension (hipertensi sistolik terisolasi). Namun, jika hal ini terjadi pada orang yang lebih muda dapat diramalkan bahwa di kemudian hari orang itu akan menderita diastolik. Hipertensi yang hebat atau tidak terkontrol bisa menyebabkan sakit kepala, bingung, mengantuk, gangguan penglihatan, mual dan muntah.
 Berdasarkan berat dan ringannya hipertensi WHO memakai batasan sebagai berikut :
a.  Hipertensi ringan, bila tekanan darah diastolik 90-110 mmHg.
b.  Hipertensi sedang, bila tekanan darah diastolik > 110-130 mmHg.
c.  Hipertensi berat, bila tekanan darah diastolik > 130 mmHg
  Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi menurut Joint Committee on Prevention,  Detection, Evaluation and  treatment of high blood pressure
Kategori
Sistolik
Diastolik
Optimal
< 120
< 80
Normal
< 130
< 85
Normal Tinggi
130-139
85-89
Hipertensi
- Tingkat I
140-159
90-99
- Tingkat II
160-179
100-109
- Tingkat III
> 180
110
 Sumber : (www.masdanang.com, 2012).
3. Etiologi Hipertensi
a.  Usia
          Insiden hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia. Penderita  hipertensi yang berusia kurang dari 35 tahun dengan jelas menaikkan insiden penyakit arteri koroner.
b.  Jenis Kelamin
       Pada umumnya insiden pada pria lebih tinggi daripada wanita, namun pada usia pertengahan dan lebih tua, insiden pada wanita mulai meningkat, sehingga pada usia di atas 65 tahun, insiden pada wanita lebih tinggi.
c.   Ras/Suku
       Hipertensi pada ras berkulit hitam paling sedikit dua kali lipat dibanding dengan ras lainnya.. Mortalitas pasien pria berkulit hitam dengan diastolik 115 atau lebih, 3,3 kali lebih tinggi daripada pria berkulit putih, dan 5,6 kali bagi wanita berkulit putih (Tambayong, 2010).
4. Gejala Hipertensi
       Hipertensi seringkali disebut sebagai pembunuh gelap (silent killer), karena termasuk penyakit yang mematikan, tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya. Kalaupun muncul, gejala tersebut seringkali dianggap sebagai gangguan biasa.
Gejala-gejala hipertensi bervariasi pada masing-masing individu dan hampir sama dengan gejala penyakit lainnya. Gejala-gejala yang dapat timbul seperti sakit kepala, jantung berdebar-debar, sulit bernafas setelah bekerja keras atau mengangkat beban berat, mudah lelah, penglihatan kabur, hidung berdarah, sering buang kecil terutama pada malam hari, telinga berdenging, dan bumi terasa berputar (Parsudi, 2015).
Gejala lain akibat dari komplikasi hipertensi seperti gangguan penglihatan, gagal saraf, gagal jantung, gejala serebral (otak) yang dapat mengakibatkan kejang oleh pendarahan pada pembuluh darah otak yang mengakibatkan kelumpuhan, gangguan kesadaran hingga koma (Budiarto, 2003).

5.  Faktor Risiko Hipertensi
           Hipertensi merupakan penyakit yang  mendapat perhatian dari banyak kalangan masyarakat, mengingat dampak yang ditimbulkannya baik jangka pendek maupun jangka panjang sehingga membutuhkan penanggulangan jangka panjang yang menyeluruh dan terpadu. Hipertensi menimbulkan angka morbiditas (kesakitan) dan angka mortalitas (kematian) yang tinggi. Penyakit ini merupakan penyakit yang timbul akibat adanya interaksi dari berbagai faktor risiko yang dimiliki seseorang (Parsudi, 2015).
Riwayat Keluarga
       Tingkat tekanan darah terkait erat dengan faktor genetik. Seseorang yang kedua orangtuanya menderita hipertensi memiliki 50-57% kemungkinan untuk menjadi hipertensi, sedangkan apabila salah satunya menderita hipertensi maka hanya 4-20% menderita menjadi hipertensi. Kemungkinan menderita hipertensi kurang lebih 1:3, jika salah satu orangtua menderita hipertensi atau pernah mendapat stroke sebelum usia 70 tahun. Risiko ini meningkat menjadi 3:5 jika kedua orangtua mengalami hipertensi (Sidabutar, 1989 dalam Sapril 2006).
Konsumsi Alkohol
       Alkohol merupakan salah satu faktor risiko tinggi yang memicu timbulnya hipertensi, bahkan memicu timbulnya trombosis. Orang yang sudah kecanduan alkohol akan lebih sering mengalami gangguan metabolisme karena berkurangnya cairan dalam tubuh.
       Berbagai penelitian telah dilakukan, misalnya oleh Hull (1996) yang menyatakan  bahwa orang yang minum minuman beralkohol 1,4 liter/hari sangat tinggi risikonya menderita hipertensi dibandingkan dengan orang yang tidak mengkonsumsi alkohol sama sekali. Peminum alkohol juga dapat meningkatkan risiko menderita penyakit stroke.      
Konsumsi MSG
Para pakar juga menemukan faktor makanan modern sebagai salah satu penyebab terjadinya hipertensi. Makanan yang diawetkan dan garam dapur serta bumbu penyedap dalam jumlah tinggi, misalnya Monosodium glutamat (MSG), dapat menaikkan tekanan darah karena mengandung natrium dalam jumlah yang berlebih.
Joint WHO/FAO Expert Committee on Food Additives (JECFA) menetapkan angka ADI (Acceptable Daily Intake), yaitu jumlah maksimal yang boleh dikonsumsi seseorang setiap hari, yaitu 120 mg/kg berat badan atas dasar asam glutamate atau 153 mg/kg berat badan atas dasar monosodium glutamate. Seseorang yang mempunyai berat badan 60 kg boleh menggunakan MSG sebanyak 65 x 153 mg = 9.180 mg = 9,1 gram setiap hari (P2MI, 2005).
Natrium bersama klorida dalam MSG sebenarnya dapat membantu tubuh mempertahankan keseimbangan cairan tubuh dan mengatur tekanan darah. Namun natrium dalam jumlah yang berlebih dapat menahan air, sehingga meningkatkan jumlah volume darah. Akibatnya jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa sehingga tekanan darah menjadi naik. Selain itu, natrium yang berlebihan akan menggumpal di dinding pembuluh darah dan mengikisnya sehingga terkelupas. Kotoran tersebut akan menyumbat pembuluh darah (Vita health, 2006).
Konsumsi Garam
Penelitian ilmiah selama bertahun-tahun menunjukkan bahwa asupan garam dalam makanan kita terlalu banyak. Pembatasan asupan garam, ternyata  dapat menurunkan tekanan darah secara signifikan. Anjuran pengurangan asupan garam yang terbaru adalah sampai 6 gram/hari (sekitar 1 sendok teh) (Anna, 2007). World Health Organization (WHO) tahun 1999 merekomendasikan pola komsumsi garam yang dapat mengurangi risiko terjadinya hipertensi, kadar natrium yang direkomendasikan adalah tidak lebih dari 500 mg per hari (Almatsier, 2003).
Garam (natrium) sangat berpengaruh dalam meningkatkan tekanan darah. Natrium merupakan mineral yang sangat berperan dalam membantu keseimbangan cairan tubuh dan mengantarkan impuls (rangsangan) saraf yang mengatur kontraksidan relaksasi otot. Kadar natrium dalam tubuhdiatur ginjal. Jika kadar natrium dalam darah berkurang, ginjal akan menahan natrium. Sebaliknya, kalau kadarnya tinggi ginjal akan mengeluarkannya melalui urine. Apabila ginjal rusak natrium berlebih tersebut tidak dapat dikeluarkan dan terjadilah penumpukan natrium dalam darah. Natrium akan menahan air sehingga terjadi penambahan volume darah, jantung dan pembuluh darah pun bekerja lebih keras untuk mengalirkan volume yang meningkat. Hal inilah yang menyebabkan peningkatan tekanan darah (Marliani, 2007).
Secara umum, sebagian besar orang sudah mengetahui perlunya pembatasan asupan garam bagi penderita hipertensi. Garam harus dibatasi karena kandungan mineral natrium (sodium) didalamnya. Pada hipertensi bukan hanya garam dapur yang perlu dibatasi, tetapi juga semua bahan makanan sumber natrium. Natrium bersifat mengikat air. Pada saat garam dikomsumsi, maka garam tersebut akan mengikat air sehingga air akan masuk ke dalam intavaskular yang menyebabkan meningkatnya volume darah. Apabila volume darah meningkat maka tekanan darah juga akan meningkat (Myra, 2009).
Garam (natrium) merupakan faktor yang sangat penting dalam pathogenesis hipertensi. Asupan garam kurang dari 3 gram tiap hari menyebabkan prevalensi hipertensi yang rendah, sedangkan jika asupan garam antara 5-15 gram perhari menyebabkan prevalensi meningkat menjadi 15-20 %. Pengaruh asupan garam (natrium) melalui peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah. Peningkatan asupan garam akan diikuti oleh peninggian ekskresi garam sehingga tercapai kembali keadaan hemodinamik yang normal (Kristanti, 2009).



DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Andriani, 2012. Dampak Kafein Untuk Kesehatan. http://www.tempo.co.id.

Anna P. 2007.  Tekanan Darah Tinggi.  Penerbit Erlangga, Jakarta.

Bangun, 2002. Terapi Jus dan Ramuan Tradisional Untuk Hipertensi. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Budiarto, 2003. Metodologi Penelitian Kedokteran. EGC. Jakarta.

Feigin, V, 2006. Stroke. Bhuana Ilmu Populer. Jakarta.

Hull, A. 1996. penyakit Jantung, Hipertensi dan Nutrisi. Jakarta.
Junaidi, I, 2004. Panduan Praktis Stroke. Cetakan 2. Bhuana Ilmu Populer. Jakarta.

Kariani, 2014.  Waspadai Hipertensi dan DM.  Cahaya Remadja.  Bandung

Kodim, 2005. Hipertensi Yang Besar Diabaikan. http://www,tempo.co.id.

Marliani, 2007. Hipertensi Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Myra Puspitorini, 2009. Hipertensi, Cara Mudah Mengatasi Tekanan darah Tinggi. Image Press. Jakarta.

Puskesmas Poasia. 2015. Laporan Penyakit Puskesmas Poasia. Kendari.

Parsudi, 2015. Hipertensi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Sapril, 2006. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Penderita Rawat Jalan Di Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Haluoleo. Kendari.

Tambayong, 2010. Patofisiologi Untuk Keperawatan. EGC. Jakarta.

WHO. 2012. Hypertension Control. Penerbit ITB Bandung.

www.masdanang.com. Diakses tanggal 1 Januari 2016
































DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................            i
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................           ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................         iii
DAFTAR ISI .....................................................................................................          iv
DAFTAR TABEL ...............................................................................................        v
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................       vi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................     vii
DAFTAR ISTILAH .............................................................................................    viii
DAFTAR SINGKATAN .....................................................................................      ix
INTISARI ............................................................................................................        x
ABSTRACT ........................................................................................................       xi

I.    PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah..........................................................................           1
B.     Rumusan Masalah....................................................................................           4
C.     Tujuan Penelitian.....................................................................................           4
D.    Manfaat Penelitian...................................................................................           5
II.  TINJAUAN PUSTAKA
A.    Tinjauan Umum Tentang Hipertensi........................................................           7
B.     Tinjauan Umum Tentang Umur...............................................................         18
C.     Tinjauan Umum Tentang Jenis Kelamin..................................................         19
D.    Tinjauan Umum Tentang Riwayat Keluarga............................................         20
E.     Tinjauan Umum Tentang Merokok..........................................................         20
F.      Tinjauan Umum Tentang Konsumsi Alkohol...........................................         21
G.    Kerangka Konseptual...............................................................................         22
H.    Hipotesis Penelitian..................................................................................         26
III.  METODE PENELITIAN
A.    Jenis  dan Rancangan Penelitian ............................................................         28
B.     Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................         29
C.     Populasi dan Sampel ..............................................................................         29
D.    Variabel Penelitian..................................................................................         31
E.     Definisi Operasional dan Kriteria Obyektif ...........................................         31
F.      Instrumen Penelitian ...............................................................................         34
G.    Prosedur Pengumpulan Data ..................................................................         34
H.    Pengolahan Data dan Analisis Data........................................................         35
I.       Penyajian Data........................................................................................         37
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.    Gambaran Umum Lokasi
B.     Hasil Penelitian
C.     Pembahasan
V. PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.     Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

















KATA PENGANTAR

       Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan hasil penelitian yang berjudul: " Faktor Risiko Kejadian Hipertensi pada Penderita Rawat Jalan di RSUD Provinsi Sulawesi Tenggara Periode Januaari sampai dengan Juni Tahun 2008 ".
       Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan oleh karena kodrat penulis sebagai manusia biasa yang mempunyai keterbatasan, kendati penulis telah berusaha semaksimal mungkin sehubungan dengan hal tersebut, maka penulis sangat mengharapkan adanya koreksi yang bersifat kontruksi demi kesempurnaan hasil penelitian ini.
       Segala ujian yang penulis alami dalam penulisan skripsi ini bukanlah keindahan yang selalu memberikan jalan keluar bagi penulis. Akan tetapi sebagai tanda sifat Rahman dan Rahim Allah kepada hambanya. Disampaikan sifat Rahman dan Rahim-Nya melalui dua pasang tangan dan dua hati yang tiada lelah bekerja serta membenamkan wajah dalam sujud demi keberhasilan anak-anaknya, yang tercinta Ayahanda La Tilu, S.Pd dan ibunda Wa Fariana, A.Ma yang penuh pengorbanan telah mengasuh dan membimbing dengan kasih sayangnya selama menempuh pendidikan di Universitas Haluoleo.
       Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak memperoleh bimbingan dan arahan yang sangat berharga dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bapak Drs. H. Alamsyah, MS selaku Pembimbing I dan Ibu Sitti Nurjuta, SKM, M.Kes selaku Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktunya dalam memberikan petunjuk, bimbingan dan arahan selama penyusunan hasil penelitian ini.
       Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang turut membantu penulis, baik secara langsung maupun tidak langsung, khususnya kepada:
1.      Rektor Universitas Haluoleo Kendari.
2.      Dekan FMIPA Universitas Haluoleo Kendari.
3.      Ketua Jurusan Biologi FMIPA Universitas Haluoleo Kendari.
4.      Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat FMIPA Universitas Haluoleo Kemdari.
5.      Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Program Studi Kesehatan Masyarakat yang telah mendidik dan membantu penulis selama masa perkuliahan.
6.      Para penguji Bapak Drs. H. Ruslan Majid, M.Kes, Bapak Muhsin, S.Pd, M.Si, dan Bapak Sultan Akbar Toruntju, SKM, M.Kes yang telah banyak membantu dan memberi masukan saat penulisan hasil penelitian.
7.      Kepada Badan Riset Daerah Sulawesi Tenggara yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
8.      Kepala RSUD Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah memberi izin penelitian dan memberikan data serta informasi dalam proses penelitian.
9.      Keluarga dan saudara-saudaraku Nurfitriatin Tilu, Nurfitriahardika Tilu, Nurfitrialmaitin Tilu, dan Muhammad Almuizzu Seluruh sahabatku mahasiswa Tilu yang telah banyak membantu dan memberikan dorongan demi kelancaran penyelesaian hasil penelitian ini.
10.  Seluruh sahabatku mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Mala, Ika, Ima, Ija, Tasman, Tony, Ledi, Nuraya, Thenna, Nani, Phyto, Ita, Ela dan seluruh rekan-rekan mahasiswa yang tidak disebutkan namanya, khususnya angkatan 2004 Program Studi Kesehatan Masyarakat  FMIPA Universitas Haluoleo Kendari yang memberikan dukungan, doa dan motivasinya.
11.  Terkhusus buat sahabatku Harjuman yang selalu memberikan dukungan dan motivasi.
       Semoga Allah SWT memberikan balasan yang lebih baik terutama hidayah-Nya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis.





                                                                                       Kendari,         Januari 2009

                                                                                                            Penulis
                                                                                                                                                           
                                                                       

DAFTAR ISTILAH
Istilah
Keterangan
Agent
Bordeline Hypertension
Case control study
Degeneratif

Dependen
Diastolik

Disability Limitation
Early diagnosis and prompt treatment
Elderly age
Etiologi

Faktor Resiko


Five Levels of  Prevention
Health Promotion
Hypertension
Independen
Isolated Systolik Hypertension
Lower Limit
Matching

Middle age
Mobilitas
Morbiditas
Mortalitas
Normotension
Old age
Over weight
Rehabilitation
Screening




Silent killer
Simple random sampling

Spesifik protection
Sistolik

Stroke infark
Uji chi square
Umur kronologis
Upper limit
Very old















Sesuatu yang dapat menimbulkan efek
Kriteria ambang hipertensi
Metode/Rancangan studi kasus kontrol
Penyakit yang muncul seiring bertambahnya usia
Variabel bebas
Tekanan jantung saat tidak memompakan darah keseluruh tubuh
Pembatasan kecacatan
Diagnosis dini dan pengobatan dini
Usia lanjut
Ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penyebab penyakit
Faktor yang dapat berkaitan dengan meningkatnya peluang mengalami suatu penyakit
Lima tahap Pencegahan
Promosi Kesehatan
Tekanan darah arterial yang tetap tinggi
Variabel terikat
Hipertensi sistolik terisolasi
Batas bawah
Pemilihan sampel kontrol berdasarkan kondisi yang sama dengan sampel kasus
Usia pertengahan
Alat gerak
Angka kesakitan
Angka kematian
Tekanan darah normal
Usia lanjut tua
Kelebihan Berat Badan
Rehabilitasi
Penerapan suatu test atau uji tertentu pada orang yang belum mempunyai atau menunjukkan gejala dari suatu penyakit dengan tujuan untuk mendeteksi secara dini adanya suatu penyakit
Pembunuh gelap
Pengambilan sampel secara acak sederhana
Pencegahan khusus
Tekanan jamtung saat memompakan darah keseluruh tubuh
Serangan otak
Chi kuadrat
Umur kalender
Batas atas
Usia sangat tua















DAFTAR SINGKATAN

Singkatan
Keterangan
BB
CI
CO
FMIPA

OR
PNS
PHBS
RS
RSUD
SD
SKRT
SLTP
SMA
SPSS
WHO
Berat Badan
Confidence Interval
Karbon dioksida
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Odds Ratio
Pegawai Negeri Sipil
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Rumah Sakit
Rumah sakit Umum Daerah
Sekolah Dasar
Survey Kesehatan Rumah Tangga
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
Sekolah Menengah Atas
Statistical Program For Social Science
World Health Organization



DAFTAR GAMBAR

Tabel                                   Judul                                                           Halaman
1. Gambar 1. Bagan Kerangka Konsep Penelitian
2. Gambar 2. Desain Penelitian Case Control  

















DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran                                                       Judul
1.      Kuesioner Penelitian.
2.      Master Tabel Distribusi Responden Penderita Hipertensi di RSUD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2008.
3.      Hasil Analisis Penelitian Faktor Risiko Kejadian Hipertensi di RSUD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2008.
4.      Surat izin Penelitian dari Badan Riset Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara.
5.      Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari RSUD Provinsi Sulawesi Tenggara. 












FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI PADA PENDERITA RAWAT JALAN  DI RSUD PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERIODE JANUARI-JUNI TAHUN 2008


OLEH

NURFATRIANI TILU
F1 D2 04 070

INTISARI
         Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari faktor risiko (umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol) dengan kejadian hipertensi di RSUD Provinsi Sulawesi Tenggara periode Januari sampai dengan Juni Tahun 2008. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik observasional dengan rancangan case control study untuk mengetahui besarnya faktor risiko kejadian hipertensi. sampel dalam penelitian ini berjumlah 138 sampel yang terdiri dari 69 kasus dan 69 kontrol berdasarkan matching pola makan, konsumsi garam dan aktivitas olahraga.
Hasil penelitian yang diperoleh pada tingkat kepercayaan 95% menunjukan ada risiko yang signifikan antara umur dengan Lower limit =  7,812 dan upper limit = 45,673 diperoleh nilai OR = 18,889, jenis kelamin dengan Lower Limit = 2,382 dan Upper Limit = 12,279 diperoleh nilai OR = 5,408, riwayat keluarga dengan Lower Limit = 3,817 dan Upper Limit = 17,741 diperoleh nilai OR = 8,229, kebiasaan merokok dengan Lower Limit = 8,431 dan Upper Limit = 59,682 diperoleh nilai OR = 22,432, dan tidak ada risiko yang signifikan antara konsumsi alkohol dengan Lower Limit = 0,285 dan Upper Limit = 1,279 diperoleh nilai OR = 0,604. Dari hasil analisis penelitian dapat disimpulkan bahwa umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, kebiasaan merokok merupakan faktor risiko kejadian hipertensi di RSUD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2008. Sedangkan konsumsi alkohol bukan merupakan faktor risiko kejadian hipertensi di RSUD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2008.


Kata Kunci: Hipertensi, Umur, Jenis Kelamin, Riwayat Keluarga, Kebiasaan  Merokok, dan    Konsumsi Alkohol. 





DAFTAR TABEL



Tabel                                              Judul                                            Halaman
1.            Tabel 2 x 2 Count Data Case Control Study
2.            Jenis dan jumlah Tenaga di RSUD Provinsi Sulawesi Tenggara Menurut Jenjang Pendidikan Terakhir Tahun 2008.
3.            Jumlah Tempat Tidur Pada Ruangan Rawat Inap RSUD Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2008.
4.            Daftar Tenaga Pengelola Limbah Padat Pada Ruang Rawat Inap di RSUD Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2008.


0 comments:

Post a Comment