I. PENDAHULUAN
Hipertensi sudah merupakan masalah kronis yang
tergolong penting di seluruh dunia hal ini disebabkan prevalensinya cukup
tinggi dan sebagai penyebab dari banyak penyakit kardiovaskuler seperti stroke,
penyakit jantung koroner dan gangguan fungsi ginjal. Risiko komplikasi ini juga
sudah meningkat walau pada hipertensi ringan. Bahkan pada hipertensi di Asia
diperkirakan mencapai 8-18%. Angka prevalensi hipertensi di Amerika Serikat
menunjukkan kisaran antara 15-22% sedangkan di Indonesia berkisar antara
0,65-28,6% (Kariani, 2014).
Data World
Health Organization (WHO) tahun 2012 menunjukkan, di seluruh dunia,
sekitar 972 juta orang atau 26,4% penghuni
bumi mengidap hipertensi dengan perbandingan 26,6% pria dan 26,1% wanita. Angka ini kemungkinan akan meningkat
menjadi 29,2% di tahun 2030. Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada
di negara maju dan 639 sisanya berada di negara sedang berkembang, temasuk
Indonesia (WHO, 2012).
Beberapa penelitian di Indonesia menjelaskan bahwa
prevalensi hipertensi berkisar antara 17-22%. Prevalensi hipertensi yang
ditentukan berdasarkan kriteria ambang hipertensi (Bordeline Hypertension) yaitu tekanan darah dengan rentang 141/91-159/94
mmHg, diperkirakan 4,8-18,8%. Angka ini lebih tinggi dari angka prevalensi yang
dilaporkan oleh Cheng di Taipeh, yaitu sekitar 62% dan dilaporkan oleh Freis di
Amerika Serikat, yaitu 10-15%. Menurut pengamatan WHO, selama 10 tahun terakhir
jumlah penderita hipertensi yang dirawat di berbagai RS di Semarang meningkat
lebih dari 10 kali lipat. Peningkatan ini tentu saja sangat mencemaskan
siapapun yang perduli karena penemuan kasus hanya dilakukan secara pasif pada
masyarakat (Kodim, 2013).
Pada tahun 2013 penyakit
hipertensi termasuk dalam 10 besar penyakit yaitu berada pada urutan 4 dengan
726 kasus dari jumlah penduduk 21.221 jiwa. Tahun 2014 penyakit hipertensi juga
masuk dalam 10 besar penyakit yaitu pada urutan 4 dengan 706 kasus
dari jumlah penduduk 21.724 jiwa. Data laporan pada tahun 2015 periode
bulan Januari sampai dengan November penyakit hipertensi berada sebanyak. Prevalensi
hipertensi pada wilayah kerja Puskesmas Poasia juga menunjukkan prevalensi yang
tetap tinggi dari tahun ke tahun. Walaupun terjadi penurunan dalam 3 tahun
terkhir, namun penurunannya tidak begitu signifikan (Laporan Puskesmas Poasia,
2015).
Banyak faktor yang merupakan
pemicu terjadinya hipertensi. Faktor pemicu dibedakan atas yang tidak dapat
dikontrol yaitu faktor genetik, jenis kelamin, dan umur, dan yang dapat
dikontrol yaitu konsumsi alkohol, komsumsi garam dan komsumsi MSG. Tingkat
tekanan darah terkait erat dengan faktor genetik. Seorang yang kedua orang
tuanya menderita hipertensi memiliki 50-57% kemungkinan untuk terkena
hipertensi, sedangkan apabila salah satunya menderita hipertensi maka hanya
4-20% kemungkinan menderita hipertensi. Kemungkinan menderita hipertensi kurang
lebih 1 : 3. Jika salah satu orang tua menderita hipertensi atau pernah
mendapat stroke sebelum usia 70 tahun, resiko ini meningkat menjadi 3:5, jika
kedua orang tuanya menderita hipertensi (Sapril 2012).
Orang dengan kebiasaan merokok meningkatkan risiko
terkena hipertensi, dimana risiko sesuai dengan beratnya kebiasaan merokok,
merokok memiliki risiko dua sampai tiga kali lebih besar menderita hipertensi dibanding
dengan yang tidak merokok. Semakin besar risiko yang timbul maka semakin besar
kemungkinan terjadinya hipertensi (Junaidi, 2014).
Alkohol dilarang dikonsumsi oleh mereka yang
menderita hipertensi karena alkohol dapat meningkatkan tekanan darah. Walaupun demikian,
ada beberapa dokter yang menyarankan mengkonsumsi sedikit anggur merah setelah
makan untuk diperoleh manfaat antioksidannya. Mengkonsumsi dalam jumlah banyak
sangat tidak dianjurkan (Andriani,
2012).
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka peneliti ingin mengkaji lebih lanjut tentang
faktor risiko kejadian hipertensi dan peneliti dengan membatasi dengan melihat apakah riwayat keluarga, konsumsi alkohol, konsumsi garam,
dan konsusmsi MSG merupakan faktor risiko terhadap kejadian hipertensi
di wilayah kerja Puskesmas Poasia.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensi
1. Definisi
Hipertensi
Hipertensi adalah
peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik, yang tingginya tergantung
umur individu penderita. Tekanan darah berfluktuasi dalam batas-batas tertentu,
tergantung posisi tubuh, umur, dan tingkat stress yang dialami (Tambayong, 2010).
Hipertensi
adalah kenaikan tekanan darah, baik sistolik maupun diastolik, ≥ 140/90 mmHg.
Hipertensi menyebabkan kerusakan berbagai organ tubuh seperti otak, jantung,
ginjal, aorta, pembuluh darah perifer, dan retina. Akibatnya dapat menyebabkan
peningkatan morbiditas (kesakitan) dan
mortalitas (kematian) pada gangguan kardiovaskuler dan stroke (Martin,
2013).
Berdasarkan
penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
1. Hipertensi primer adalah hipertensi yang
belum diketahui dengan pasti/idiopatik. Selain itu hipertensi ini belum dapat
dijelaskan mekanismenya dengan tepat.
2. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang
disebabkan oleh penyakit lain. Seperti penyakit ginjal, endokrin, dan akibat
pemakaian obat lainnya. (Bangun, 2002).
Menurut HL Blum (2006), faktor-faktor yang dapat menyebabkan hipertensi
yaitu sebagai berikut:
1) Faktor genetik
Peneliti mengidentifikasi selusin gen
yang mempunyai kontribusi terhadap tekanan darah tinggi. Walaupun sepertinya
hipertensi merupakan penyakit keturunan, namun hubungannya tidak sederhana. Hipertensi merupakan hasil dari interaksi gen
yang beragam, sehingga tidak ada tes genetik yang dapat mengidentifikasi orang
berisiko untuk terjadi hipertensi secara konsisten.
Riwayat penyakit yang diderita, bagi
keturunan penderita hipertensi jika ada anggota keluarga yang menderita
penyakit hipertensi, walaupun belum ada tes genetik secara konsisten terhadap
penyakit hipertensi tetaplah berhati-hati. Karena dalam garis keluarga
mempunyai struktur genetik yang sama.
2) Faktor perilaku
Faktor perilaku misalnya gaya hidup yang
kurang baik seperti pengkonsumsian makan cepat saji yang kaya daging dan
minuman bersoda, memiliki kadar kolesterol darah yang tinggi. Kegemukan
(obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), gaya hidup stres,
stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika
stres telah berlalu maka tekanan darah biasanya akan kembali normal.
Kebiasaan mengkonsumsi minuman berkafein
dan beralkohol atau garam dalam makanan, bisa memicu terjadinya hipertensi pada
orang-orang yang memiliki kepekaan yang
diturinkan. Serta kebiasaan merokok karena rokok dapat meningkatkan risiko
penyakit hipertensi.
3) Faktor lingkungan
Faktor lingkungan ini termasuk
perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa kali
seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya), seperti indra perasa kita yang
sejak kanak-kanak telah dibiasakan untuk memiliki ambang batas yang tinggi
terhadap rasa asin, sehingga sulit untuk dapat menerima makanan yang agak
tawar. Konsumsi garam ini sulit dikontrol, terutama jika kita terbiasa
mengkonsmsi makanan diluar rumah (warung, restoran, hotel, dan lain-lain).
4) Faktor pelayanan
Faktor pelayanan kesehatan adalah
kurangnya pemberdayaan masyarakat dalam usaha pencegahan penyakit hipertensi
dengan pemeriksaan tekanan darah secara teratur, kurangnya perencanaan program
mengenai pencegahan penyakit hipertensi dari provider (pelayanan kesehatan) di
Rumah Sakit mengenai pencegahan penyakit hipertensi dengan pengaturan pola
makan yang baik dan aktivitas fisik yang
cukup, kurangnya kerja sama dengan berbagai sektor terkait guna pencegahan
terjadinya penyakit hipertensi, serta kurangnya penilaian, pengawasan dan
pengendalian mengenai program pencegahan penyakit hipertensi di Rumah Sakit.
2. Klasifikasi
Hipertensi
Klasifikasi tekanan darah yang banyak digunakan
adalah klasifikasi menurut WHO (1978) dalam Wahyudi (2013).
a.. Normotension, tekanan darah sistolik ≤ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik
≤ 90 mmHg.
b. Borderline hypertension, tekanan darah sistolik 140-159 mmHg dan tekanan
darah diastolik 91-94 mmHg.
c. Hypertension, tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg
dan tekanan darah diastolik ≥ 95 mmHg.
Pada umumnya orang yang berusia diatas
55 tahun akan menderita isolated systolic
hypertension (hipertensi sistolik terisolasi). Namun, jika hal ini terjadi
pada orang yang lebih muda dapat diramalkan bahwa di kemudian hari orang itu
akan menderita diastolik. Hipertensi yang hebat atau tidak terkontrol bisa
menyebabkan sakit kepala, bingung, mengantuk, gangguan penglihatan, mual dan
muntah.
Berdasarkan berat dan ringannya
hipertensi WHO memakai batasan sebagai berikut :
a. Hipertensi ringan, bila tekanan darah
diastolik 90-110 mmHg.
b. Hipertensi sedang, bila tekanan darah diastolik
> 110-130 mmHg.
c. Hipertensi berat, bila tekanan
darah diastolik > 130 mmHg
Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi
menurut Joint Committee on Prevention,
Detection,
Evaluation and treatment of high
blood pressure
Kategori
|
Sistolik
|
Diastolik
|
Optimal
|
< 120
|
< 80
|
Normal
|
< 130
|
< 85
|
Normal Tinggi
|
130-139
|
85-89
|
Hipertensi
|
||
- Tingkat I
|
140-159
|
90-99
|
- Tingkat II
|
160-179
|
100-109
|
- Tingkat III
|
> 180
|
110
|
Sumber :
(www.masdanang.com, 2012).
3. Etiologi Hipertensi
a. Usia
Insiden hipertensi makin meningkat
dengan meningkatnya usia. Penderita hipertensi
yang berusia kurang dari 35 tahun dengan jelas menaikkan insiden penyakit
arteri koroner.
b. Jenis Kelamin
Pada umumnya insiden pada pria lebih tinggi
daripada wanita, namun pada usia pertengahan dan lebih tua, insiden pada wanita
mulai meningkat, sehingga pada usia di atas 65 tahun, insiden pada wanita lebih
tinggi.
c. Ras/Suku
Hipertensi pada ras berkulit hitam
paling sedikit dua kali lipat dibanding dengan ras lainnya.. Mortalitas pasien
pria berkulit hitam dengan diastolik 115 atau lebih, 3,3 kali lebih tinggi
daripada pria berkulit putih, dan 5,6 kali bagi wanita berkulit putih
(Tambayong, 2010).
4. Gejala Hipertensi
Hipertensi seringkali disebut sebagai
pembunuh gelap (silent killer), karena
termasuk penyakit yang mematikan, tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih
dahulu sebagai peringatan bagi korbannya. Kalaupun muncul, gejala tersebut
seringkali dianggap sebagai gangguan biasa.
Gejala-gejala hipertensi bervariasi pada
masing-masing individu dan hampir sama dengan gejala penyakit lainnya.
Gejala-gejala yang dapat timbul seperti sakit kepala, jantung berdebar-debar,
sulit bernafas setelah bekerja keras atau mengangkat beban berat, mudah lelah,
penglihatan kabur, hidung berdarah, sering buang kecil terutama pada malam
hari, telinga berdenging, dan bumi terasa berputar (Parsudi, 2015).
Gejala lain
akibat dari komplikasi hipertensi seperti gangguan penglihatan, gagal saraf, gagal
jantung, gejala serebral (otak) yang dapat mengakibatkan kejang oleh pendarahan
pada pembuluh darah otak yang mengakibatkan kelumpuhan, gangguan kesadaran
hingga koma (Budiarto, 2003).
5. Faktor Risiko Hipertensi
Hipertensi merupakan penyakit yang mendapat perhatian dari banyak kalangan
masyarakat, mengingat dampak yang ditimbulkannya baik jangka pendek maupun
jangka panjang sehingga membutuhkan penanggulangan jangka panjang yang
menyeluruh dan terpadu. Hipertensi menimbulkan angka morbiditas (kesakitan) dan
angka mortalitas (kematian) yang tinggi. Penyakit ini merupakan penyakit yang
timbul akibat adanya interaksi dari berbagai faktor risiko yang dimiliki
seseorang (Parsudi, 2015).
Riwayat Keluarga
Tingkat tekanan darah terkait erat dengan
faktor genetik. Seseorang yang kedua orangtuanya menderita hipertensi memiliki
50-57% kemungkinan untuk menjadi hipertensi, sedangkan apabila salah satunya
menderita hipertensi maka hanya 4-20% menderita menjadi hipertensi. Kemungkinan
menderita hipertensi kurang lebih 1:3, jika salah satu orangtua menderita hipertensi
atau pernah mendapat stroke sebelum usia 70 tahun. Risiko ini meningkat menjadi
3:5 jika kedua orangtua mengalami hipertensi (Sidabutar, 1989 dalam Sapril 2006).
Konsumsi Alkohol
Alkohol
merupakan salah satu faktor risiko tinggi yang memicu timbulnya hipertensi, bahkan
memicu timbulnya trombosis. Orang yang sudah kecanduan alkohol akan lebih
sering mengalami gangguan metabolisme karena berkurangnya cairan dalam tubuh.
Berbagai penelitian telah
dilakukan, misalnya oleh Hull (1996) yang menyatakan bahwa orang yang minum minuman beralkohol 1,4
liter/hari sangat tinggi risikonya menderita hipertensi dibandingkan dengan
orang yang tidak mengkonsumsi alkohol sama sekali. Peminum alkohol juga dapat
meningkatkan risiko menderita penyakit stroke.
Konsumsi MSG
Para pakar juga menemukan faktor makanan modern
sebagai salah satu penyebab terjadinya hipertensi. Makanan yang diawetkan dan
garam dapur serta bumbu penyedap dalam jumlah tinggi, misalnya Monosodium glutamat (MSG), dapat
menaikkan tekanan darah karena mengandung natrium dalam jumlah yang berlebih.
Joint WHO/FAO
Expert Committee on Food Additives (JECFA)
menetapkan angka ADI (Acceptable Daily
Intake), yaitu jumlah maksimal yang boleh dikonsumsi seseorang setiap hari,
yaitu 120 mg/kg berat badan atas dasar asam glutamate atau 153 mg/kg berat
badan atas dasar monosodium glutamate. Seseorang yang mempunyai berat badan 60
kg boleh menggunakan MSG sebanyak 65 x 153 mg = 9.180 mg = 9,1 gram setiap hari
(P2MI, 2005).
Natrium bersama klorida dalam MSG sebenarnya dapat
membantu tubuh mempertahankan keseimbangan cairan tubuh dan mengatur tekanan
darah. Namun natrium dalam jumlah yang berlebih dapat menahan air, sehingga
meningkatkan jumlah volume darah. Akibatnya jantung harus bekerja lebih keras
untuk memompa sehingga tekanan darah menjadi naik. Selain itu, natrium yang
berlebihan akan menggumpal di dinding pembuluh darah dan mengikisnya sehingga
terkelupas. Kotoran tersebut akan menyumbat pembuluh darah (Vita health, 2006).
Konsumsi Garam
Penelitian ilmiah selama bertahun-tahun menunjukkan
bahwa asupan garam dalam makanan kita terlalu banyak. Pembatasan asupan garam,
ternyata dapat menurunkan tekanan darah
secara signifikan. Anjuran pengurangan asupan garam yang terbaru adalah sampai
6 gram/hari (sekitar 1 sendok teh) (Anna, 2007). World Health Organization (WHO) tahun 1999 merekomendasikan pola
komsumsi garam yang dapat mengurangi risiko terjadinya hipertensi, kadar
natrium yang direkomendasikan adalah tidak lebih dari 500 mg per hari
(Almatsier, 2003).
Garam (natrium) sangat berpengaruh dalam meningkatkan
tekanan darah. Natrium merupakan mineral yang sangat berperan dalam membantu
keseimbangan cairan tubuh dan mengantarkan impuls (rangsangan) saraf yang
mengatur kontraksidan relaksasi otot. Kadar natrium dalam tubuhdiatur ginjal.
Jika kadar natrium dalam darah berkurang, ginjal akan menahan natrium.
Sebaliknya, kalau kadarnya tinggi ginjal akan mengeluarkannya melalui urine.
Apabila ginjal rusak natrium berlebih tersebut tidak dapat dikeluarkan dan
terjadilah penumpukan natrium dalam darah. Natrium akan menahan air sehingga
terjadi penambahan volume darah, jantung dan pembuluh darah pun bekerja lebih
keras untuk mengalirkan volume yang meningkat. Hal inilah yang menyebabkan
peningkatan tekanan darah (Marliani, 2007).
Secara umum, sebagian besar orang sudah mengetahui
perlunya pembatasan asupan garam bagi penderita hipertensi. Garam harus
dibatasi karena kandungan mineral natrium (sodium) didalamnya. Pada hipertensi
bukan hanya garam dapur yang perlu dibatasi, tetapi juga semua bahan makanan
sumber natrium. Natrium bersifat mengikat air. Pada saat garam dikomsumsi, maka
garam tersebut akan mengikat air sehingga air akan masuk ke dalam intavaskular
yang menyebabkan meningkatnya volume darah. Apabila volume darah meningkat maka
tekanan darah juga akan meningkat (Myra, 2009).
Garam (natrium) merupakan faktor yang sangat penting
dalam pathogenesis hipertensi. Asupan garam kurang dari 3 gram tiap hari
menyebabkan prevalensi hipertensi yang rendah, sedangkan jika asupan garam
antara 5-15 gram perhari menyebabkan prevalensi meningkat menjadi 15-20 %.
Pengaruh asupan garam (natrium) melalui peningkatan volume plasma, curah
jantung dan tekanan darah. Peningkatan asupan garam akan diikuti oleh
peninggian ekskresi garam sehingga tercapai kembali keadaan hemodinamik yang
normal (Kristanti, 2009).
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Andriani, 2012. Dampak
Kafein Untuk Kesehatan. http://www.tempo.co.id.
Anna P. 2007. Tekanan Darah Tinggi. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Bangun, 2002. Terapi Jus dan Ramuan Tradisional Untuk
Hipertensi. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Budiarto, 2003. Metodologi Penelitian Kedokteran. EGC.
Jakarta.
Feigin, V, 2006. Stroke. Bhuana Ilmu Populer. Jakarta.
Hull, A.
1996. penyakit Jantung, Hipertensi dan
Nutrisi. Jakarta.
Junaidi, I, 2004. Panduan Praktis Stroke. Cetakan 2.
Bhuana Ilmu Populer. Jakarta.
Kariani, 2014. Waspadai Hipertensi dan DM. Cahaya Remadja. Bandung
Kodim, 2005. Hipertensi Yang Besar Diabaikan. http://www,tempo.co.id.
Marliani, 2007. Hipertensi Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Myra Puspitorini, 2009. Hipertensi,
Cara Mudah Mengatasi Tekanan darah Tinggi. Image Press. Jakarta.
Puskesmas Poasia. 2015. Laporan Penyakit
Puskesmas Poasia. Kendari.
Parsudi, 2015. Hipertensi.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Sapril, 2006. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Hipertensi Pada Penderita Rawat Jalan Di Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Haluoleo. Kendari.
Tambayong, 2010. Patofisiologi
Untuk Keperawatan. EGC. Jakarta.
WHO. 2012. Hypertension
Control. Penerbit ITB Bandung.
www.masdanang.com. Diakses tanggal 1 Januari 2016
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL
............................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR
.......................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN
....................................................................................... vii
DAFTAR ISTILAH
............................................................................................. viii
DAFTAR SINGKATAN
..................................................................................... ix
INTISARI
............................................................................................................ x
ABSTRACT ........................................................................................................ xi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian..................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian................................................................................... 5
II. TINJAUAN
PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensi........................................................ 7
B. Tinjauan Umum Tentang Umur............................................................... 18
C. Tinjauan Umum Tentang Jenis Kelamin.................................................. 19
D. Tinjauan Umum Tentang Riwayat
Keluarga............................................ 20
E.
Tinjauan Umum Tentang Merokok.......................................................... 20
F. Tinjauan Umum Tentang Konsumsi
Alkohol........................................... 21
G. Kerangka Konseptual............................................................................... 22
H. Hipotesis Penelitian.................................................................................. 26
III. METODE
PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................................ 28
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................. 29
C. Populasi dan Sampel .............................................................................. 29
D. Variabel Penelitian.................................................................................. 31
E. Definisi Operasional dan
Kriteria Obyektif ........................................... 31
F. Instrumen Penelitian ............................................................................... 34
G. Prosedur Pengumpulan Data .................................................................. 34
H. Pengolahan Data dan Analisis
Data........................................................ 35
I. Penyajian Data........................................................................................ 37
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi
B. Hasil Penelitian
C. Pembahasan
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan hasil penelitian yang berjudul:
" Faktor Risiko Kejadian Hipertensi pada Penderita Rawat Jalan di RSUD
Provinsi Sulawesi Tenggara Periode Januaari sampai dengan Juni Tahun 2008
".
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan oleh karena
kodrat penulis sebagai manusia biasa yang mempunyai keterbatasan, kendati
penulis telah berusaha semaksimal mungkin sehubungan dengan hal tersebut, maka
penulis sangat mengharapkan adanya koreksi yang bersifat kontruksi demi
kesempurnaan hasil penelitian ini.
Segala ujian yang penulis alami dalam penulisan skripsi ini bukanlah
keindahan yang selalu memberikan jalan keluar bagi penulis. Akan tetapi sebagai
tanda sifat Rahman dan Rahim Allah kepada hambanya. Disampaikan
sifat Rahman dan Rahim-Nya melalui dua pasang tangan dan dua hati yang tiada lelah
bekerja serta membenamkan wajah dalam sujud demi keberhasilan anak-anaknya,
yang tercinta Ayahanda La Tilu, S.Pd dan ibunda Wa Fariana, A.Ma yang penuh
pengorbanan telah mengasuh dan membimbing dengan kasih sayangnya selama
menempuh pendidikan di Universitas Haluoleo.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak memperoleh
bimbingan dan arahan yang sangat berharga dari berbagai pihak. Oleh karena itu
pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bapak Drs. H. Alamsyah, MS selaku
Pembimbing I dan Ibu Sitti Nurjuta, SKM, M.Kes selaku Pembimbing II yang telah
bersedia meluangkan waktunya dalam memberikan petunjuk, bimbingan dan arahan
selama penyusunan hasil penelitian ini.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang turut
membantu penulis, baik secara langsung maupun tidak langsung, khususnya kepada:
1. Rektor Universitas Haluoleo Kendari.
2. Dekan FMIPA Universitas Haluoleo Kendari.
3. Ketua Jurusan Biologi FMIPA Universitas
Haluoleo Kendari.
4. Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat
FMIPA Universitas Haluoleo Kemdari.
5. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Program
Studi Kesehatan Masyarakat yang telah mendidik dan membantu penulis selama masa
perkuliahan.
6. Para penguji Bapak Drs. H. Ruslan Majid,
M.Kes, Bapak Muhsin, S.Pd, M.Si, dan Bapak Sultan Akbar Toruntju, SKM, M.Kes
yang telah banyak membantu dan memberi masukan saat penulisan hasil penelitian.
7. Kepada Badan Riset Daerah Sulawesi
Tenggara yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
8. Kepala RSUD Provinsi Sulawesi Tenggara
yang telah memberi izin penelitian dan memberikan data serta informasi dalam
proses penelitian.
9. Keluarga dan saudara-saudaraku
Nurfitriatin Tilu, Nurfitriahardika Tilu, Nurfitrialmaitin Tilu, dan Muhammad
Almuizzu Seluruh sahabatku mahasiswa Tilu yang telah banyak membantu dan
memberikan dorongan demi kelancaran penyelesaian hasil penelitian ini.
10. Seluruh sahabatku mahasiswa Program Studi
Kesehatan Masyarakat Mala, Ika, Ima, Ija, Tasman, Tony, Ledi, Nuraya, Thenna,
Nani, Phyto, Ita, Ela dan seluruh rekan-rekan mahasiswa yang tidak disebutkan
namanya, khususnya angkatan 2004 Program Studi Kesehatan Masyarakat FMIPA Universitas Haluoleo Kendari yang
memberikan dukungan, doa dan motivasinya.
11. Terkhusus buat sahabatku Harjuman yang
selalu memberikan dukungan dan motivasi.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang lebih baik terutama hidayah-Nya
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
Kendari, Januari 2009
Penulis
DAFTAR ISTILAH
Istilah
|
Keterangan
|
Agent
Bordeline Hypertension
Case control study
Degeneratif
Dependen
Diastolik
Disability Limitation
Early diagnosis and prompt treatment
Elderly age
Etiologi
Faktor Resiko
Five Levels of
Prevention
Health Promotion
Hypertension
Independen
Isolated Systolik Hypertension
Lower Limit
Matching
Middle age
Mobilitas
Morbiditas
Mortalitas
Normotension
Old age
Over weight
Rehabilitation
Screening
Silent killer
Simple random sampling
Spesifik protection
Sistolik
Stroke infark
Uji chi square
Umur kronologis
Upper limit
Very old
|
Sesuatu yang dapat menimbulkan efek
Kriteria ambang hipertensi
Metode/Rancangan studi kasus kontrol
Penyakit yang muncul seiring bertambahnya usia
Variabel bebas
Tekanan jantung saat tidak memompakan darah keseluruh tubuh
Pembatasan kecacatan
Diagnosis dini dan pengobatan dini
Usia lanjut
Ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penyebab penyakit
Faktor yang dapat berkaitan dengan meningkatnya peluang mengalami suatu
penyakit
Lima tahap Pencegahan
Promosi Kesehatan
Tekanan darah arterial yang tetap tinggi
Variabel terikat
Hipertensi sistolik terisolasi
Batas bawah
Pemilihan sampel kontrol berdasarkan kondisi yang sama dengan sampel
kasus
Usia pertengahan
Alat gerak
Angka kesakitan
Angka kematian
Tekanan darah normal
Usia lanjut tua
Kelebihan Berat Badan
Rehabilitasi
Penerapan suatu test atau uji tertentu pada orang yang belum mempunyai
atau menunjukkan gejala dari suatu penyakit dengan tujuan untuk mendeteksi
secara dini adanya suatu penyakit
Pembunuh gelap
Pengambilan sampel secara acak sederhana
Pencegahan khusus
Tekanan jamtung saat memompakan darah keseluruh tubuh
Serangan otak
Chi kuadrat
Umur kalender
Batas atas
Usia sangat tua
|
DAFTAR SINGKATAN
Singkatan
|
Keterangan
|
BB
CI
CO
FMIPA
OR
PNS
PHBS
RS
RSUD
SD
SKRT
SLTP
SMA
SPSS
WHO
|
Berat Badan
Confidence Interval
Karbon dioksida
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Odds Ratio
Pegawai Negeri Sipil
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Rumah Sakit
Rumah sakit Umum Daerah
Sekolah Dasar
Survey Kesehatan Rumah Tangga
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
Sekolah Menengah Atas
Statistical Program For Social Science
World Health Organization
|
DAFTAR GAMBAR
Tabel Judul
Halaman
1. Gambar 1. Bagan Kerangka Konsep Penelitian
2. Gambar 2. Desain Penelitian Case
Control
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul
1. Kuesioner Penelitian.
2. Master Tabel Distribusi Responden
Penderita Hipertensi di RSUD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2008.
3. Hasil Analisis Penelitian Faktor Risiko
Kejadian Hipertensi di RSUD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2008.
4. Surat izin Penelitian dari Badan Riset
Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara.
5. Surat Keterangan Telah Melakukan
Penelitian dari RSUD Provinsi Sulawesi Tenggara.
FAKTOR RISIKO KEJADIAN
HIPERTENSI PADA PENDERITA RAWAT JALAN DI
RSUD PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERIODE JANUARI-JUNI TAHUN 2008
OLEH
NURFATRIANI TILU
F1 D2 04 070
INTISARI
Penelitian ini bertujuan
untuk mempelajari faktor risiko (umur, jenis kelamin, riwayat keluarga,
kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol) dengan kejadian hipertensi di RSUD
Provinsi Sulawesi Tenggara periode Januari sampai dengan Juni Tahun 2008. Jenis
penelitian yang digunakan adalah analitik observasional dengan rancangan case control study untuk mengetahui
besarnya faktor risiko kejadian hipertensi. sampel dalam penelitian ini berjumlah
138 sampel yang terdiri dari 69 kasus dan 69 kontrol berdasarkan matching pola makan, konsumsi garam dan
aktivitas olahraga.
Hasil penelitian yang diperoleh pada tingkat
kepercayaan 95% menunjukan ada risiko yang signifikan antara umur dengan Lower limit = 7,812 dan upper
limit = 45,673 diperoleh nilai OR = 18,889, jenis kelamin dengan Lower Limit = 2,382 dan Upper Limit = 12,279 diperoleh nilai OR
= 5,408, riwayat keluarga dengan Lower
Limit = 3,817 dan Upper Limit =
17,741 diperoleh nilai OR = 8,229, kebiasaan merokok dengan Lower Limit = 8,431 dan Upper Limit = 59,682 diperoleh nilai OR
= 22,432, dan tidak ada risiko yang signifikan antara konsumsi alkohol dengan Lower Limit = 0,285 dan Upper Limit = 1,279 diperoleh nilai OR =
0,604. Dari hasil analisis penelitian dapat disimpulkan bahwa umur, jenis
kelamin, riwayat keluarga, kebiasaan merokok merupakan faktor risiko kejadian
hipertensi di RSUD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2008. Sedangkan konsumsi
alkohol bukan merupakan faktor risiko kejadian hipertensi di RSUD Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2008.
Kata Kunci: Hipertensi,
Umur, Jenis Kelamin, Riwayat Keluarga, Kebiasaan Merokok, dan Konsumsi Alkohol.
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
1.
Tabel 2 x 2 Count Data Case Control Study
2.
Jenis
dan jumlah Tenaga di RSUD Provinsi Sulawesi Tenggara Menurut Jenjang Pendidikan
Terakhir Tahun 2008.
3.
Jumlah
Tempat Tidur Pada Ruangan Rawat Inap RSUD Provinsi Sulawesi Tenggara tahun
2008.
4.
Daftar
Tenaga Pengelola Limbah Padat Pada Ruang Rawat Inap di RSUD Provinsi Sulawesi
Tenggara tahun 2008.
0 comments:
Post a Comment