Advertiser

Favorit Song ( Marry Your Daughter)

Wednesday, March 16, 2016

LAPORAN KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) KERACUNAN MAKANAN



(Studi Kasus di SD 3 Sangeh Kabupaten Badung)
A.    Pendahuluan
Penyakit yang disebabkan oleh makanan merupakan salah satu penyebab kesakitan dan kematian di Indonesia. Makanan diketahui sebagai jalur penyebaran pathogen dan toksin yang diproduksi oleh mikroba patogen. Mikroorganisme dalam bahan pangan/makanan dapat bersifat menguntungkan maupu  merugikan. Berbagai mikroorganisme tertentu bersifat memperbaiki kandungan gizi, daya gunamaupun daya simpan makanan
, disamping mengakibatkan rusaknya susunan fisik/kimia, juga menghasilkan racun/toksin.
Peristiwa tentang keracunan makanan sering terjadi terutama pada penyelenggaraan makanan untuk orang banyak (seperti penyelenggaraan makanan di perusahaan/hotel/catering maupun pesta ataupun perhelatan lainnya). Peristiwa keracunan makanan seringkali terjadi ketika makanan tersebut dimasak dalam skala besar. Data peristiwa keracunan makanan dari Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular menunjukkan bahwa 30,0% dari kasus-kasus keracunan di Indonesia disebabkan oleh makanan yang dihasilkan oleh jasa catering .
Pada tanggal 9 Mei 2011, di SD 3 Sangeh Kabupaten Badung beberapa orang siswa dilaporkan mengalami pusing, mual, muntuh, nyeri perut, maupun diare setelah mengkonsumsi makanan yang dibeli dari kantin sekolah. Apakah kejadian diatas merupakan KLB. Apa faktor penyebab dan bagaimana pola penularannya. Penyelidikan ini bertujuan untuk memastikan bahwa peristiwa tersebut merupakan KLB, mengetahui besaran masalah dan faktor risiko penularan.

B.     Tujuan
1.      Tujuan Umum
Melakukan Penyelidikan dan Penanggulangan KLB keracunan makanan

2.      Tujuan Khusus
Mengedintifikasi penyebab terjadinya KLB dan Mendeskripsikan KLB keracunan makan berdasarkan variabel epidemiologi yang diteliti.

C.    Metode
Penyelidikan dilakukan dengan menggunakan rancangan case-control, yang bertujuan untuk menelusuri sumber yang paling berpotensi sebagai penyebab keracunan makanan. Data dikaji secara deskriptif berdasarkan variabel epidemiologi menurut orang, tempat, dan waktu. Populasi dalam penyelidikan ini adalah seluruh siswa SD 3 Sangeh yang membeli makanan dari kantin sekolah. Sampel sampel kasus adalah siswa yang mengalami gejala mual, muntah, sakit kepala, sakit perut, atau diare setelah mengkonsumsi makanan yang dibeli dari kantin tersebut, sedangkan sampel control adalah siswa yang ikut mengkonsumsi makanan dari kantin sekolah tetapi tidak mengalami gejala sakit. Sampel kasus yang dijadikan sebagai obyek penyelidikan adalah semua penderita yang berjumlah 33 orang,4 sedangkan control berjumlah 37 orang.
Teknik pengambilan sampel kasus maupun control secara assidental. Instrumen pengumpulan data menggunakan pedoman Penyelidikan KLB Penyakit Menular dan Keracunan Dirjen P2MPL Depkes R.I. tahun 2010, dan panduan wawancara terstruktur. Data primer juga diambil melalui observasi terhadap lokasi pengolahan makanan. Data sekunder diambil dari laporan Puskesmas Abiansemal I, Dinas Kesehatan Kabupaten Badung, dan Balai Laboratoium Kesehatan Provinsi Bali. Analisis data bivariat untuk menilai kemaknaan hubungan antar variabel dilakukan dengan uji statistik chi-square, yang dilanjutkan dengan analisis multivariate dengan uji regresi ganda (multiple regression).

D.    Hasil dan Pembahasan
1.      Kronologis KLB Keracunan Makanan
Pada tanggal 9 Mei 2011 Bagian Surveilans Dinas Kesehatan Kabupaten Badung menerima laporan dari Puskesmas Abiansemal I bahwa telah terjadi kasus tersangka KLB keracunan makanan dengan gejala mual, muntah, sakit perut dan pusing, serta diare yang dialami oleh beberapa siswa SD 3 Sangeh. Peristiwa tersebut terjadi setelah beberapa siswa mengkonsumsi makanan yang dibeli dari kantin sekolah. Keluhan mulai dirasakan duajam setelah siswa mengkonsumsi makanan tersebut.
Penyelidikan epidemiologi bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang KLB keracunan makanan. Penyelidikan dilakukan dengan mengumpulkan berbagai keterangan dari penderita, pengelola kantin sekolah, maupun penjamah makanan. Pada KLB keracunan makanan ini tidak sampai menyebabkan kematian (CFR=0 %).
2.      Kurva Epidemiologi
Lama paparan menggambarkan perjalanan alamiah suatu penyakit, mulai dari seseorang yang rentan terhadap penyakit dan diserang oleh agent patogenik sampai menimbulkan gejala penyakit (riwayat alamiah penyakit). Setiap penyakit memiliki riwayat alamiah yang berbeda-beda. Masa inkubasi keracunan makanan yang terjadi di SD 3 Sangeh berlangsung sangat singkat. Siswa mulai mengkonsumsi makanan dari kantin sekolah pada pukul 07.00 Wita. Gejala keracunan makanan mulai dirasakan pada pukul 09.00 Wita, dengan jumlah kasus paling banyak terjadi pada pukul 13.00 WITA. Berdasarkan masa inkubasi 2 s.d. 6 jam bakteri yang paling memungkin sebagai penyebab keracunan adalah Bacillus cereus atau Staphylococcus aureus. Sedangkan berdasarkan gejala klinis kemungkinan disebabkan oleh Staphylococcus aureus .
Gejala klinis yang paling dominan dirasakan oleh hampir semua penderita pada KLB keracunan makanan ini adalah rasa mual (87,9 %), muntah (66.7%), sakit perut (42.4%), sakit kepala (45.5%), diare (27.3%), dan demam (45.50%). Gambar 1 menunjukkan tipe KLB berasal dari satu sumber penularan yang muncul sangat cepat, secara bersamaan dirasakan oleh orang yang terpapar, tetapi dengan cepat mengalami penurunan.
Gambar 1 Kurva Epidemiologi KLB Keracunan Makanan di SD 3 Sangeh
Kurva epidemik tipe common source diatas menunjukkan KLB terjadi pada satu kelompok orang, berasal dari satu sumber6. Gambaran tentang kenaikan dan penurunan kasus dalam kurva epidemik diatas terjadi akibat adanya perbedaan waktu paparan.
3.      Gambaran Epidemiologi
Penderita keracunan makanan adalah siswa yang mengkonsumsi makanan yang dibeli dari kantin sekolah. Sebaran penderita menurut jenis kelamin diketahui jenis kelamin perempuan 22 orang (66.7%) dan laki-laki 11 orang (33.3%). Sedangkan umur 9-10 (54.5%) tahun merupakan kelompok umur terbanyak yang mengalami keracunan
Gambar 2 Distribusi Kelompok Umur Penderita KLB Keracunan Makanan di SD 3 Sangeh
4.      Identifikasi Faktor Risiko KLB Keracunan Makanan
Penelusuran faktor risiko pada berbagai jenis makanan yang diduga sebagai penyebab KLB keracunan : Berdasarkan hasil uji bivariat diketahui hampir semua jenis makanan berpengaruh terhadap terjadinya KLB keracunan makanan. Analisis multivariat dengan regresi ganda (multiple regression) dari berbagai jenis makanan yang terbukti dalam uji bivariat sebagai sumber penularan keracunan makanan diketahui bahwa nasi kuning paling bermakna sebagai faktor risiko penyebab KLB keracunan makanan (p<0.05). Kemungkinan telah terjadi kontaminasi silang dimana makanan yang sudah matang bersentuhan dengan bahan mentah atau peralatan yang terkontaminasi.
Penanganan dan penyimpanan makanan yang tidak benar menyebabkan bakteri berkembang biak dan menghasilkan toxic. Hygeine dan sanitasi pengolahan makanan sangat diperlukan untuk menghasilkan makanan yang sehat. Bakteri vibrio cholera dapat ditularkan melalui infeksi kulit food handlers. Penjamah makanan sedapat mungkin tidak menyentuh makanan secara langsung. Penggunaan alat masak, seperti alat untuk mengambil, dan menghidangkan makanan akan menghindari kontak anggota tubuh dengan makanan. Penjamah makanan harus sehat dan terbebas dari berbagai penyakit menular7. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan beberapa jenis bakteri (salmonella sp, dan vibrio cholera) terbukti ada pada sampel yang berbeda, Kepastian jenis bakteri yang paling besar sebagai penyebab peristiwa keracunan belum dapat diidentifikasi secara pasti, walaupun kemungkinan terbesar mengarah pada vibrio cholerae. Hal ini belum didukung dengan gejala yang paling khas dari bakteri vibrio cholera yang paling khas. Beberapa keterbatasan dalam penelusuran KLB ini, antara lain disebabkan oleh karena keterlambatan pengambilan sampel makanan, keterbatasan pemerik- saan laboratorium serta untuk pemeriksaan berbagai jenis bakteriologis, termasuk ractal swab penjamah makanan.
E.     Kesimpulan dan saran
Peristiwa keracunan makanan di SD 3 Sangeh Kabupaten Badung pada tanggal 9 Mei 2011 merupakan Kejadian Luar Biasa (KLB), yang disebab karena kontaminasi bakteri pathogen, dengan pola penularan common source. Puskesmas perlu lebih meningkatkan pengawasan/pembinaan terhadap keamanan pangan termasuk personal hygiene food handlers pada katin sekolah. Masyarakat agar segera melapor kepada pihak terkait seperti dinas kesehatan (puskesmas) apabila terjadi kasus serupa sehingga dapat dilakukan tindakan yang cepat dalam penanggulangan dan membatasi dampak buruk yang ditimbulkan.


0 comments:

Post a Comment