Advertiser

Favorit Song ( Marry Your Daughter)

Saturday, April 23, 2016

AMDAL (ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN)



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Dalam melaksanakan studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), kita memerlukan 3 tahapan yang sangat penting yaitu : identifikasi, Prakiraan dan Evaluasi Dampak . Ketiga tahapan tersebut diperlukan ketelitian dan kerjasama tim  penyusun dokumen AMDAL agar didapat suatu kesimpulan yang akurat mengenai segi kelayakan lingkungan dari suatu usulan kegiatan/proyek. Ketiga metode di atas merupakan keterpaduan analisis yang saling mendukung. Untuk hal tersebut, dalam memilih metode untuk studi AMDAL perlu dipertimbangkan berbagai metode yang ada tentang kelebihan dan kelemahannya, kegiatan proyek yang akan diAmdal, serta sifat dari rona lingkungan awal dimana proyek tersebut akan didirikan.

Evaluasi dampak yang dilakukan dalam  proses pelinglupan dilakukan guna menentukan dampak penting hipotetik dari dampak potensial. Evaluasi dampak  yaitu, kita telah melakukan analisis secara terpadu keseluruhan komponen lingkungan yang mengalami perubahan mendasar (dampak penting). Dari hasil evaluasi dampak tersebut dapat diketahui kelayakan lingkungan suatu proyek, pengaruh proyek terhadap masyarakat yang terkena dampak (kerugian dan manfaat), serta menjadi dasar untuk menetapkan dampak-dampak 1egative yang perlu dilakukan pengelolaan dan dampak-dampak positif yang perlu dikembangkan / ditingkatkan

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa Yang Dimaksud Dengan Evaluasi Dampak
2.      Bagaimana Pengukuran Dan Interpretasi Dampak
3.      Bagaimana Pemilihan Metode Dalam Evaluasi Dampak
4.      Bagaimana Evaluasi Dampak Pada Proses Pelingkupan
5.      Bagaimana Evaluasi Dampak Pada Amdal
6.      Bagaimana Evaluasi Untuk Memutuskan Kelayakan Lingkungan

1.3  Tujuan

Memberi informasi yang terkait dengan pembahasan dalam pembelajaran Evaluasi dampak diantaranya tentang Pengertian Evaluasi Dampak, Pengukuran Dan Interpretasi Dampak, Pemilihan Metode Dalam Evaluasi Dampak, Beberapa Metode Evaluasi Dampak, Evaluasi Dampak Pada Proses Pelingkupan, Evaluasi Dampak Pada Andal, Evaluasi Untuk Memutuskan Kelayakan Lingkungan.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Evaluasi Dampak
Evaluasi dampak sering diartikan sebagai penilaian terhadap sesuatu perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu aktivitas tersebut dapat bersifat alamiah baik kimia, fisik maupun biologi.
Dampak dapat dievaluasi secara informal dan formal

A.    Metode Informal
Metode Informal yang sederhana ialah dengan memberi nilai variabel, misalnya kecil, sedang, dan besar. Cara lain ialah dengan memberi skor, misalnya dari 1 (satu) sampai 5 (lima) tanpa patokan yang jelas. Namun metode ini tidak memberi pegangan cara untuk mendapatkan nilai penting dampak. Karena itu disinipun terjadi fluktuasi yang besar antara anggota tim dan pemberian nilai. Kadar subyektivitas evaluasi itu tinggi. Misalnya, seorang pejabat Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam (PHPA) akan cenderung untuk memberikan nilai penting yang lebih tinggi untuk dampak margasatwa daripada seorang pejabat Direktorat Jenderal Industri Dasar.
B.     Metode Formal
Metode formal dapat dibedakan dalam:

1.      Metode Pembobotan
Dalam sistem ini dampak diberi bobot dengan menggunakan metode yang ditentukan secara eksplisit. Sebuah contoh ialah sistem pembobotan menurut Battelle utnuk pengembangan sumberdaya air (Dee.el.al.1973). Dalam sistem Battelle ini lingkungan dibagi dalam empat kategori utama, yaitu ekologi, fisik/ kimia, estetik, dan kepentingan manusia/ sosial.Masing-masing kategori terdiri atas komponen.Misalnya, komponen dalam katergori ekologi ialah jenis dan populasi teresterial.Selanjutnya komponen dibagi dalam indikator dampak.Contoh indikator dampak dalam komponen jenis dan populasi teresterial ialah tanaman pertanian dan vegetasi alamiah. Masing-masing kategori, komponen dan indikator dampak dinilai pentingnya relatif terhadap yang lain dengan menggunakan angka desimal antara 0 dan 1.
Angka dalam sistem evaluasi lingkungan Battelle diragukan kegunaannya di Indonesia, karena sistem nilai kita berbeda dengan di Amerika serikat.Namun demikian metode untuk mendapatkan bobot dalam sistem evaluasi lingkungan itu kiranya pantas untuk diteliti kegunaannya di Indonesia.Sudah barang tentu kategori, komponen dan indikator serta peruntukannya harus disesuaikan dengan keadaan di Indonesia.Mongkol (1982) membuat modifikasi sistem evaluasi lingkungan Battelle.Pertama fungsui nilai tidaklah dibuat dari grafik mutu lingkungan terhadap indikator dampak, melainkan grafik mutu lingkungan terhadap M/S, M ialah indikator dampak dan S adalah batas maksimum atau minimum indikator dampak yang tidak boleh dilampaui.
Modifikasi kedua ialah Mongkol tidak menggunakan biaya lingkungan netto atau manfaat lingkungan netto, melainkan nisbah manfaat/ biaya lingkungan sebagai berikut:
Nisbah manfaat/ biaya lingkungan =
Keterangan :
|Pos E| : Jumlah total dampak positif
|Neg E| : Jumlah total dampak negatif
Agar operasi matematik dapat dilakukan dalam metode pembobotan, metode itu harus menggunakan skala interval atau skala nisbah.
2. Metode Ekonomi
Metode ini mudah diterapkan pada dampak yang mempunyai nilai uang.Untuk dampak yang mempunyai nilai uang penerapan metode ini masih mengalami banyak kesulitan.Cara yang umum dipakai ialah untuk memberikan harga bayangan (shadow price) pada dampak tersebut.Harga bayangan itu didasarkan pada kesediaan orang atau pemrintah untuk membayar / untuk menerima biaya ganti rugi untu lingkungan yang terkena dampak tersebut. Misalnya pemerintah mengalokasikan anggaran belanja tertentu untuk penjagaan dan pemeliharaan cagar alam dan taman nasional. Demikian pula orang bersedia untuk mengeluarkan biaya untuk mengunjungi suatu cagar alam atau taman nasional. Besarnya anggaran belanja atau biaya perjalanan tersebut merupakan harga bayangan cagar alam, yaitu nilai yang diberikan oleh pemerintah/ orang kepada cagar alam itu.
Dalam hal lingkungan yang tercemar biaya deperlukan untuk membersihkan lingkungan dari pencemaran, biaya itu makin tinggi, dengan demikian tingginya tingkat kebersihan yang dikehendaki masyarakat.
Pada prinsifnya dampak pada manusia dapat pula diberi harga bayangan.Misalnya, harga bayangan untuk dampak kesehatan dapat dihitung berdasarkan upah yang hilang dan atau biaya pengobatan.Demikian pula biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk dampak kesehatan dapat dihitung berdasarkan upah yang hilang dan atau biaya pengobatan.Demikian pula biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk pelayanan kesehatan, misalnya vaksinasi, dapat disebut pula sebagai harga membayar perlindungan jiwa dari kematian.Banyak tantangan masih diberiklan terhadap pemberian nilai uang pada lingkungan terutama pada jiwa dan kesehatan manusia, tantangan itu terutama berkaitan dengan masalah etik.



2.2  Pengukuran dan Interpretasi Dampak
Setelah dampak diidentIfikasi dan diprediksi, maka untuk dapat diambil suatu keputusan perlu dilakukan interprestasi dan evaluasi dampak. Khususnya evaluasi dampak dimaksud untuk dapat mencapai 2 (dua) sasaran :
a.       Memberikan informasi tentang komponen apa saja yang terkena dampak dan seberapa besar nilai magnitude atau tingkat besaran dampak itu terjadi. Demikian pula seberapa besar derajat pentingnya dampak (nilai importance) terhadap komponen lingkungan yang terkena dampak. Derajat kepentingan dampak dapat ditentukan dengan menentukan dampak tersebut bersifat lokal, regional dan nasional yang secara jelas seperti tertera dalam Keputusan Kepata Bapedal No. Kep-056 Tahun 1994.
b.      Memberi bahan untuk mengambil keputusan terutama komponen apa saja yang terkena dampak. Sementara itu dengan informasi ini akan dapat diputuskan macam dan jenis mitigasinya. Lebih jauh dapat diketahui seluruh komponen yang terkena dmpak serta kapastian apakah ilmu pengetahuan dan teknologi mampu mencegah dan menanggulangi dampak negatif yang muncul. Apabila IPTEK tidak mampu menanggulangi dan mencegah dampak negatif, maka dapat diambil keputusan dengan alternatif :
-          memindahkan rencana kegiatan pembangunan ke tempat lain atau memindah lokasi,
-          mengganti peratatan atau mengganti proses pembangunan.
Sementara itu metode yang dipergunakan dalam pengukuran biasanya adalah cara-cara kuantitatif. Metode yang akan dipergunakan harus dapat menjawab pertanyaan :
a.       Apakah metode yang dipergunakan untuk mengukur dampak dapat dikuantitatifkan. Untuk memberi gambaran dampak bila ada proyek dan tidak ada proyek, atau mengukur perubahan lingkungan maka cara-cara matematis sangat cocok dan mudah diLaksanakan.
b.      Apakah cara-cara pengukuran yang dipakai sangat cocok apabila harus digunakan untuk mengukur besaran dampak. Sementara itu cara matematis ini lebih bersifat' obyektif bila dibanding dengan cara deskriptif kualitatif yang lebih banyak bersifat subyektif.

2.3 Pemilihan Metode
Pemilihan metode sangat menentukan dalam studi Amdal.Tim Amdal harus memilih metode Amdal mana yang harus dipergunakan, untuk mendapatkan suatu kesimpulan akhir tentang kelayakan lingkungan. Kebiasaan suatu tim yang sudah terbiasa menggunakan metode matrik, condong akan menggunakan metode itu terus menerus untuk proyek macam apa saja tanpa mempertimbangkan bahwa proyek yang berbeda mungkin perlu menggunakan metode yang berbeda, modifikasi yang berbeda atau kombinasi yang berbeda (Suratmo, 1991). Ada beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan untuk memilih metode, seperti :
a.       Memahami kelebihan dan kelemahan dari setiap metode baik dalam fungsinya maupun cara kerjanya.
b.      Penguasaan tipe dari aktivitas proyek yang akan di Amdal.
c.       Penguasaan ciri, sifat umum dan khusus dari rona lingkungan.
d.      Pemahaman dampak penting yang akan terjadi melalui skoping.
e.       Makin besar dan makin kompleks harus memerlukan metode yang lebih kompleks pula.
f.       Batasan-batasan yang tersedia dalam waktu, keahlian, biaya, peralatan dan data yang diperlukan serta teknik-teknik analisis yang diperlukan.
g.      Mempelajari metode yang digunakan tim lain dan pustaka-pustaka mengenai proyek yang sama atau sejenis.
Sedangkan untuk memilih metode Evaluasi Dampak, Adiwibowo (1995) mengemukakan beberapa pedoman umum yang dapat dipertanggung jawabkan :
a.       Bersifat analisis serta memenuhi syarat pendekatan secara iImiah.
b.      Bersifat holistik atau komprehensif, yakni mampu menggambarkan fenomena dampak penting lingkungan yang terjadi dalam suatu sistem lingkungan hidup serta berikut dengan interaksi-interaksi yang terjadi di dalam sistem tersebut.
c.       Cukup fleksibel, dalam arti bahwa metode yang digunakan dapat dipakai untuk
mengevaluasi dampak lingkungan dari berbagai aspek yang satu sama lain memiliki ukuran atau unit satuan yang berbeda, dan karakteristik dampak yang berbeda-beda pula.
d.      Dapat menampung "input" dari berbagai bidang keahlian yang terkait dan mengintegrasikannya secara keseluruhan dalam satu kesatuan analisis.
e.       Dapat memberikan arahan bagi pengambilan keputusan.
Dalam hal ini metode yang dipilih harus mampu memberikan telaahan terhadap :
-          Evaluasi terhadap alternatif rencana kegiatan atau proyek yang diusulkan.
-          Usaha-usaha yang perlu ditempuh untuk mencegah atau menanggulangi dampak penting"negatif.
-          Efektivitas usulan penanggulangan dampak.
Bila metode yang dipilih menggunakan skala atau bobot, maka perlu diperhatikan hal-hal berikut ini :
-          Prosedur amalgamasi, yakni "peleburan" berbagai nilai satuan yang berbeda (misal : ppm, ppb, rupiah, kg/ha/th), dilakukan secara hati-hati.
-          Skala numerik(1, 2, 3, ....n) mempunyai beberapa kelemahan, antara lain :
Ø  Skala dapat menyebabkan salah tafsir mengenai keakuratan dan obektivitas evaluasi, padahal sebenarnya angka-angka tersebut hanya konversi dari pertimbangan obyektif para pakar.
Ø  Skala numerik dapat merangsang penyusun untuk melakukan operasi matematik, misalnya: menjumlah atau menghitung. Ini merupakan kesalahan total, karena masing-masing skala mempunyai unit satuan yang berbeda-beda.
Ø  Skala numerik merangsang penyusun untuk menghitung skala dampak menjadi suatu totalitas dampak melalui pembobotan.
Apabila dalam pelaksanaan penyusunan ANDAL harus dipilih satu diantara banyak metode yang telah dikenal, maka yang harus dipertimbangkan, menurut Fandely (1992) harus dipertimbangkan beberapa hal

a.       Keadaan Lingkungan
Apakah masih alami atau telah dipengaruhi oleh beberapa kegiatan pembangunan.Apabila lingkungan masih alami, lebih baik digunakan metode Leopold.Bila telah ada atau banyak kegiatan pembangunan sebaiknya digunakan metode Fisher and Davies.
b.      Aktivitas Pembangunan
Apakah aktivitas pembangunan menjangkau wilayah yang luas atau tidak. Untuk kegiatan pembangunan yang mencakup suatu daerah yang luas akan lebih baik menggunakan metode Overlay atau Moore dibanding dengan metode Leopold. Sementara itu pertimbangkan terhadap proyeknya sendiri, apakah aktivitasnya yang diduga menimbulkan dampak banyak atau sedikit.
c.       Tersedianya Sumberdaya
Apakah untuk studi penyusun ANDAL ini cukup tersedia dana, tenaga dan waktu. Apabila tidak tersedia dana yang cukup, tenaga yang masih belum terampilapalagi waktunya pendek, maka seyogyanya menggunakan metode yang sederhana saja. Misalnya matrik sederhana (metode Adhok) atau Checklist sederhana.
Dalam penyusunan ANDAL, diharapkan dapat melaksanakan uji hasil terhadap 2 (dua) atau lebih metode. Hal ini dimaksudkan untuk dapat memberikan keyakinan apakah hasil dari kedua atau lebih metode tersebut sama atau berbeda. Apabila berbeda akan dapat dilihat kembal1 dimana letak kesalahan pada kedua atau lebih metode yang dicoba. Perbandingan terhadap tiga metode ANDAL yang masing-masing mewakili kelompok metode.

Dalam setiap proses penyusunan Andal perlu dilakukan evaluasi dampak. Cara evaluasi biasanya dengan cara matematis. Dengan cara matematis akan memudahkan untuk menghitung berapa besar dampak yang ada pada tahapan prakonstruksi, konstruksi dan pasca kontruksi. Demikian pula dapat digunakan untuk mengetahui dampak pada set lap komponen lingkungan dan beberapa besar dampaknya.
Beberapa metode Evaluasi dampak yang terkenal adalah sebagai berikut

1.      Evaluasi Dampak Metode Overlay
Berdasarkan pada metode prakiraan dampak dengan Overlay, maka setiap dampak terhadap komponen lingkungan digambarkan dalam peta tematik. Apabila indikator dampak negatif terhadap berbagai ekosistem digambarkan dalam peta dengan warna terang, agak gelap dan gelap untuk menggambarkan dampak ringan, sedangkan berat, dan peta ini dioveriay/ditampal maka evaluasinya adalah :
1.      ekosistem yang sangat gelap terkena dampak sangat berat,
2.      ekosistem yang warnanya agak gelap terkena dampak agak berat,
3.      ekosistem yang warnanya terang dapat dievaluasi bahwa ekosistem terkena dampak sangat ringan.
Seringkali untuk memudahkan evaluasi maka besar dampak dipergunakan juga skala.Skala yang dipergunakan dapat berupa angka 1, 2, dan 3 atau kecil, sedang dan besar.Kemudian dalam evaluasi lebih lanjut bagi ekosistem yang terkena dampak sangat besar, atau angka skalanya paling besar dampaknya dari penjumlahan skala per komponen lingkungan, maka prioritas pencegahan dan penanggulangan dampak negatif menduduki prioritas pertama.
2.      Evaluasi Dampak Metode Flowchart (Bagan Alir)
Metode Flowchart dapat dipergunakan untuk menggembangkan dampak pada setiap periode atau tahapan pembangunan.Contoh metode flowchart untuk kegiatan
Metode Flowchart ini kemudian berubah menjadi metode network, apabila analisis dampaknya dievaluasi tidak hanya kearah vertikal juga ke arah horizontal.
Dengan melihat skema tersebut dapat dievaluasi sebagai berikut.
Ø  Komponen lingkungan yang terkena dampak pent ing dari kegiatan HPH adalah :
a.       7 (tujuh) buah komponen fisik
b.      3 (tiga) buah komponen biotis,
c.       10 (sepuluh) buah komponen sosekbudkesmas
Ø  Aktivitas HPH yang banyak menimbulkan dampak biofisik adalah aktivitas pembukaan wilayah dan penebangan/pengadaan angkutan. Sebenarnya aktivitas ini juga menimbulkan dampak terhadap beberapa komponen sosekbudkesmas. Aktivitas penerimaan tenaga kerja banyak memberikan dampak terhadap komponen sosekbudkesmas, sedang pembinaan dan periindungan hutan banyak memberikan dampak terhadap komponen biotis. Kelemahan dan metode Bagan alir atau Flowchart ini hanya menunjukkan aliran dampak saja, tetapi macam dampak positif atau negatif tidak dapat diberikan. Disamping itu informasi tentang seberapa besar dampaknya juga tidak diberikan.
a.       Evaluasi terhadap aktivitas. Dari keempat aktivitas pada tahapan konstruksi yang paling banyak menimbulkan dampak terhadap komponen lingkungan yaitu aktivitas pembangunan dam, saluran pengelak dan konstruksi lainnya. Aktivitas yang paling sedikit menimbulkan dampak terhadap lingkungan yaitu aktivitas uji coba.
b.      Evaluasi terhadap komponen terkena dampa. Komponen lingkungan yang terkena dampak pada tahap konstruksi adalah :
-          Komponen fisik 12 buah,
-          Komponen biotis 3 buah
-          Komponen Sosekbudkesmas 8 buah
c.       Dampak yang mungkin timbul adalah dampak hingga orde 2.
3.      Evaluasi Dampak Metode Checklist
Metode Checklist yang sangat terkenal dan mudah dievaluasi adalah metode Checklist Bettelle dan Columbus.Evaluasi dampak terhadap aktivitas pembukaan lahan proyek pembangunan pemukiman adalah sebagai berikut.
(EQ x PIU) - (EQ' x PIU') = 58,37 - 52,54 = - 5,83
Keterangan :
EQ (Environmental Quality) merupakan nilai skala kualitas lingkungan bagi setiap faktor atau parameter lingkungan. Skala tersebut besarnya antara angka 0 sampai 1.Angka 0 berarti kualitas lingkungan sangat jelek dan angka 1 menunjukkan kualitas lingkungan sangat baik.
PIU (Parameter Importance Unit) yaitu nilai unit kepentingan faktor atau parameter lingkungan bagi semua faktor lingkungan.

Caranya adalah :
Nilai Penting Faktor A
PIU Faktor A = ----------------------------------------------- x 100
Total Nilai Penting Semua Faktor
Dari Tabel metode Battelle pada aktivitas pembukaan lahan dapat diuraikan evaluasi sebagai berikut.
1.      Komponen Fisik
Secara keseluruhan komponen fisik pada aktivitas pembukaan lahan pada proyek transmigras-i akan terkena dampak negatif yaitu sebesar -5,83.
2.      Parameter Komponen Fisik yang terkena :
a.       dampak positif adalah pH tanah,
b.      dampak negatif adalah parameter bentuk lahan, kandungan Fe tanah, turbidity, suhu dan pH air. Dari hasil perhitungan dampak metode Battelle, selanjutnya dibuat rekapituiasi untuk seluruh aktivitas dan komponen lingkungan.
3.      Metode Sistem Evaluasi Lingkungan (Environmental Evaluation System).
Metode ini sangat cocok digunakan untuk mengadakan evaluasi komponen-komponen lingkungan yang telah mengalami perubahan.Oleh karenannya metode ini sangat cocok untuk Studi Evaluasi Lingungan (SEL). Untuk dapat membuat evaluasi maka diperlukan suatu standar atau baku mutu sesuatu komponen. Pada umumnya metode ini dipergunakan untuk menganalisis suatu bentang lahan.Cooke dan Doorkamp (1978) menyatakan bahwa metode ini dipergunakan untuk mengadakan evaluasi bentuk lahan dan aspek panorama. Oleh karenanya metode ini cocok untuk memlai bentang alam untuk rekreasi pada tempat-tempat :
-          Jalur hijau
-          Taman Nasional
-          Area di lindungi
-          Cagar budaya
-          Cagar alam
-          dan tempat-tempat lain yang masih alami.
Evaluasi bentang alam ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan, pengukuran dan observasi untuk dapat melakukan penilaian.Penilaian didasarkan pada suatu standar yang dibuat oleh Leopold, 1969 (Cooke dan Doorkamp, 1978).

4.      Metode Matrik Interaksi Leopold
Metode Leopold ini juga dikenal sebagai "Matriks Leopold" atau "Matrik interaksi dari Leopold".Metode menarik ini mulai dikembangkan oleh Dr. Luna Leopold dan teman-temannya di Amerika Serikat pada tahun 1971. Metode ini dirancang untuk menganalisis dampak lingkungan pada berbagai proyek konstruksi yang berada di suatu wilayah yang relatif masih at ami, Metode ini sangat baik untuk memberi informasi hubungan sebab dan pengaruh suatu aktivitas atau kegiatan; disamping itu juga dapat menunjukkan hasil secara kuantitatif, dan juga balk untuk mengkomumkasikan hasil.
Metode matrik Leopold membagi atau mennci sebanyak 100 (seratus) macam aktivitas dari suatu proyek dan membagi 88 (delapan puluh delapan) komponen lingkungan.Matrik yang diperkenalkan merupakan matriks interaksi dari
100 (seratus) jenis aktivitas proyek dengan 88 (delapan puluh delapan) jenis komponen lingkungan (matrik berdimensi 100 x 88).
Seratus jenis aktivitas proyek tersebut merupakan penjabaran dari 11 kelompok kegiatan proyek, yang terdiri atas :
a.       Modifiksi areal (13 aktivitas)
b.      Perubahan lahan dan pembuatan lingkungan fisik (10 aktivitas)
c.       Ekstraksi sumberdaya (7 aktivitas)
d.      Pemrosesan (15 aktivitas)
e.       Perubahan lahan (6 aktivitas)
f.       Pembaharuan sumberdaya (5 aktivitas)
g.      Perubahan lalulintas (11 aktivitas)
h.      Penempatan dan pengotahan limbah (14 aktivitas)
i.        Pengolahan bahan kimia (5 aktivitas)
j.        Kecelakaan (3 aktivitas)
k.      Lain-lain.
Sedang 88 jenis komponen lingkungan yang terdapat dalam matrik merupakan penjabaran dari 5 kelompok komponen lingkungan sebagai berikut :
a. Fisik dan Kimia
-          Bumi (6 parameter)
-          Air (7 parameter)
-          Atmosfir (3 parameter)
-          Proses alamiah (9 parameter)
c.       Keadaan biologi
- Flora (9 parameter)
- Fauna (9 parameter)
- Sosial-budaya
- Tata guna tanah (9 parameter)
- Rekreasi (7 parameter)
- Estetika dan minat masyarakat (10 parameter)
- Status budaya (4 parameter)
- Fasilitas dan aktivitas buatan manusia (6 parameter)
c. Interaksi ekologi (7 parameter)
(e). Lain-lain komponen.
Dampak lingkungan dari proyek d1identifikasi dengan membuat interaksi antara aktifitas dan komponen lingkungan. Biasanya besaran dampak atau "magnitude" dan pentingnya dampak (importance) ditentukan besarnya, dengan langkah sebagai berikut :
(1). Langkah I
Langkah pertama adalah membuat matrik dengan menentukan dampak dari tiap aktivitas proyek terhadap komponen lingkungan. Apabila diduga akan terjadi dampak pada suatu komponen lingkungan akibat dari suatu aktivitas maka kotak pertemuan atau sel pada tabel matriks diberi tanda diagonal.
(2). Langkah II
Langkah kedua adalah, setiap kotak yang ada diagonalnya akan ditetapkan besaran (magnitude) dan tingkat kepentingan (importance) dampaknya. Besaran dampak yang diduga timbul dinyatakan dalam nilai angka satu sampai sepuluh.Nilai satu merupakan besaran terkecil sedang sepuluh terbesar.Penentuan besaran dampak berupa skala didasarkan pada analisis evaluasi yang obyektif dengan cara-cara kualitatif maupiin kuntitatif.Seringkali besaran dampak ditentukan secara "profesional judgement" atau pertimbangan keahlian.Dampak positif diberi tanda "+", dan untuk dampak negatif diberi tanda"-".
(3). Langkah III
Untuk besaran kepentingan dampak diberikan nilai satu sampai dengan sepuluh. Nilai kepentingan ini ditinjau dari kepentingan proyek, sektoral lokat, regional dan nasional. Penyusunan atau penetapan arti dari skala dilakukan berdasarkan pertimbangan yang obyektif dari tim interdisipiin yang melakukan analisis tersebut.
Metode matrik interaksi Leopold dapat digambarkan dalam suatu Tabel 12.5 matrik sebagai berikut.
Yang menarik dari Metode matrik Leopold ialah metode tersebut telah dipergunakan oleh banyak tim dengan modifikasi yaitu dilakukan perubahan pada jumlah aktivitas proyek dan komponen lingkungan. Komponen dan aktivitas proyek diubah menjadi lebih banyak jumlahnya atau dapat pula menjadi lebih sedikit jumlahnya.Demikian pula untuk komponen lingkungan yang seharusnya 88 komponen dapat dikurangi atau ditambah sesuai dengan proyek yang bersangkutan.
Metode ini dapat dipergunakan datam penyaringan untuk identifikasi dampaklingkungan dan dapat memberikan gambaran dampak secara keseluruhan atas dasar dampak yang timbul pada setiap komponen lingkungan; dari tabel matrik interaksi Leopold dapat diketahui komponen apa saja yang banyak terkena dampak. Demikian juga dapat diketahui aktivitas apa saja yang banyak memmbulkan dampak. Matrik ini dapat di pergunakan untuk melihat besar dan banyaknya dampak positif dan negatif dan suatu proyek.Disamping itu juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi lingkungan pada berbagai tingkat pembangunan proyek. Misalnya sewaktu rencana pembangunan proyek (Pra Kontruksi) sewaktu proyek sedang dibangun (Konstruksi) dan sewaktu proyek beroperasi.(Pasca Konstruksi).
Metode ini telah digunakan untuk berbagai macam proyek seperti pada proyek-proyek pembuatan jalan, pertambangan, pembangunan sumberdaya air, jalan kereta api dan sebagainya. Kesemua proyek-proyek tersebut berada dalam daerah yang relative masih alami.

2.4 Ealuasi Dampak Pada Proses Pelingkupan

https://html1-f.scribdassets.com/9dkae247i83n7v04/images/23-50e7aec16b.jpg

Evaluasi dampak potensial bertujuan untuk mereduksi jumlah komponen lingkungan yang diperkirakan akan terkena dampak, ada lima (5) kriteria yang digunakan dalam mengevaluasi dampak yaitu:
·         Kondisi kualitas (beban) terhadap sumberdaya alam disekitar rencana kegiatan
·         Nilai Komponen lingkungan yang akan terkena dampak baik secara sosial ekonomi maupun ekologis
·         Rasa kuatir masyarakat
·         Ada peraturan perundangan yang akan terlanggar akibat rencana kegiatan
·         Data dan info pada saat menyusun KA belum tersedia (dampak potensial tidak jelas) Dengan menggunakan kelima kriteria tersebut evaluasi dampak potensial dilakukan
Evaluasi Dampak Potensial
Pelingkupan pada tahap ini bertujuan  untuk menghilangkan atau meniadakan dampak potensial yang dipandang tidak relevan atau tidak penting: sehingga diperoleh seperangkat dampak penting hipotetis yang dipandang perlu dan patut untuk ditelaah dalam penyusunan ANDAL/SEL. Pada tahap ini akan dihasilkan daftar dampak penting hipotetik yang belum berurutan dan terorga nisir secara sistematis. Contoh: (Lanjutan kasus lapangan minyak,
Catatan: contoh ini hanya merupakan illustrasi dan sifatnya tidak mengikat) Dari14 komponen lingkungan yang semua dipandang merupakan dampak potensial untuk diperhatikan, setelah ditelaah lebih lanjut (misal melalui metode matrik, atau  penelaahan literatur) ternyata terdapat 6 kamponen lingkungan yang tidak relevan untuk diteliti. Dengan demikian dampak potensial yang secara hipotetis dipandang penting untuk ditelaah adalah:
(1).Kualitas air,
(2).Kualitas udara,
(3).Perikanan (sungai),
(4).Vegetsi hutan,
(5).Kesempatan kerja,
(6).Pendapatan penduduk,
(7).Aksesibilitas hutan,
(8).Sikap terhadap proyek.

2.5 Evaluasi Dampak Pada Andal
Evaluasi untuk menentukan dampak penting Setelah diketahui kegiatan akan mengubah lingkungan (besaran dampak ) kemudian ditentukan tingkat pentingnya dampak. Penentuan tingkat kepentingan dampak mengacu Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999.

·         Jumlah manusia yang akan terkena dampak.
·         Luas wilayah persebaran dampak.
·         Intensitas dan lamanya dampak berlangsung,
·         Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak.
·         Sifat kumulatif dampak
·         Berbalik atau terbaliknya dampak.
Catatan: Dampak penting jika memenuhi salah satu kriteria diatas Evaluasi dampak penting dilakukan secara holistik (totalitas) artinya, seluruh dampak Penting
(dan Tidak Penting*)
dievaluasi secara holistik. Proses evaluasi dengan memperhatikan :
·         Komponen kegiatan yang paling banyak menyebabkan dampak
·         Komponen lingkungan yang paling banyak terkena dampak
·         Waktu terjadinya dampak ,
·         Lokasi
Berdasarkan pemahaman dari hasil diatas setiap dampak dievaluasi kembali dengan menggunakan kriteria dampak penting sesuai dengan PP 27/1999
Ada 5 Pendekatan Pada pengelolaan Dampak Lingkungan:
1.Hindari Cegah dampak melalui perubahan (perbaikan ) dari rancangan;
2.Kurangi Mengurangi besaran, kecepatan dari kegiatan guna menghindari dampak dampak;
3.Kendalikan: Kendalikan dampak pada batas batas yang bisa diterima (diperkenankan)
4.Tindakan perbaikan Jika kedua hal diatas tidak mungkin dilaksanakan, maka lakukan tindakan  perbaikan, rehabilitasi atau kembalikan kebentuk semula segala kerusakan yang terjadi;
5.Kompensasi Jika keempat hal diatas tidak mungkin dilakukan maka lakukan kompensasi (ganti kerugian, tukar guling, dst

2.6       Evaluasi Dampak Untuk Memutuskan Kelayakan Lingkungan
Apabila dokumen Andal RKL dan RPL telah selesai dinilai subtansinya dan dinyatakan dokumen telah baik dan benar. Maka kemudian rencana kegiatan bisa dinilai kelayakan lingkungannya.Bagaimana menentukan apakah suatu rencana kegiatan layak lingkungan berdasarkan hasil Amdal?. Dasar kelayakan lingkungan dinyatakan pada pasal 22 ayat 1 PP no 27 th 1999 ( Bulan September 2010 akan dikeluarkan PP yang baru).
Pasal 22 (Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 Mengenai Analisis Dampak Lingkungan Hidup)
1.      Apabila hasil penilaian komisi penilai menyimpulkan bahwa :
a.       Dampak besar dan penting negatif yang akan ditimbulkan oleh usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan tidak dapat ditanggulangi oleh teknologi yang tersedia atau
b.      Biaya penanggulangan dampak besar dan penting negatif lebih besar dari pada manfaat dampak besar dan penting positif yang akan ditimbulkan oleh usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan, maka instansi yang bertanggung jawab memeberikan keputusan bahwa rencana usaha dan/atau kegiatan tidak layak lingkungan.
2.      Instansi yang berwewenang menolak permohonan izin melakukan usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan apabila instansi yang bertanggung jawab memberikan keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat 1.

Artinya kelayakan lingkungan diputuskan berdasarkan prakiraan dampak dan pengelolaan lingkungannya.
Permen 05 tahun 2008 Tatakerja Komisi Penilai
                        Tugas tim teknis komisi penilai salah satunya mengevaluasi kelayakan :
1.      Kelayakan desain, teknologi dan proses produksi yang digunakan;
2.      Kelayakan ekologis















BAB III
PENUTUP
3.1              KESIMPULAN

Evaluasi dampak sering diartikan sebagai penilaian terhadap sesuatu perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu aktivitas tersebut dapat bersifat alamiah baik kimia, fisik maupun biologi. Dampak dapat dievaluasi secara informal dan formal.
Metode Informal yang sederhana ialah dengan memberi nilai variabel, misalnya kecil, sedang, dan besar. Cara lain ialah dengan memberi skor, misalnya dari 1 (satu) sampai 5 (lima) tanpa patokan yang jelas. Namun metode ini tidak memberi pegangan cara untuk mendapatkan nilai penting dampak. Metode formal dapat dibedakan dalam Metode Pembobotan dan metode ekonomi.
Setelah dampak diidentIfikasi dan diprediksi, maka untuk dapat diambil suatu keputusan perlu dilakukan interprestasi dan evaluasi dampak. Khususnya evaluasi dampak dimaksud untuk dapat mencapai 2 (dua) sasaran.
Pemilihan metode sangat menentukan dalam studi Amdal.Tim Amdal harus memilih metode Amdal mana yang harus dipergunakan, untuk mendapatkan suatu kesimpulan akhir tentang kelayakan lingkungan.
Evaluasi dampak potensial bertujuan untuk mereduksi jumlah komponen lingkungan yang diperkirakan akan terkena dampak. Evaluasi untuk menentukan dampak penting Setelah diketahui kegiatan akan mengubah lingkungan (besaran dampak ) kemudian ditentukan tingkat pentingnya dampak
Apabila dokumen Andal RKL dan RPL telah selesai dinilai subtansinya dan dinyatakan dokumen telah baik dan benar. Maka kemudian rencana kegiatan bisa dinilai kelayakan lingkungannya
3.2       SARAN









DAFTAR PUSTAKA






1 comments:

  1. Use this diet hack to drop 2 lb of fat in just 8 hours

    More than 160,000 women and men are utilizing a simple and SECRET "liquids hack" to lose 1-2 lbs each night while they sleep.

    It's proven and it works all the time.

    This is how you can do it yourself:

    1) Take a drinking glass and fill it up with water half the way

    2) Now do this amazing HACK

    so you'll be 1-2 lbs thinner the next day!

    ReplyDelete