BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam melaksanakan studi Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), kita memerlukan 3
tahapan yang sangat penting yaitu : identifikasi,
Prakiraan dan Evaluasi Dampak .
Ketiga tahapan tersebut diperlukan ketelitian dan kerjasama tim penyusun
dokumen AMDAL agar didapat suatu kesimpulan yang akurat mengenai segi kelayakan
lingkungan dari suatu usulan kegiatan/proyek. Ketiga metode di atas merupakan
keterpaduan analisis yang saling mendukung. Untuk hal tersebut, dalam memilih
metode untuk studi AMDAL perlu dipertimbangkan berbagai metode yang ada tentang
kelebihan dan kelemahannya, kegiatan proyek yang akan diAmdal, serta sifat dari
rona lingkungan awal dimana proyek tersebut akan didirikan.
Evaluasi dampak yang dilakukan
dalam proses pelinglupan dilakukan guna
menentukan dampak penting hipotetik dari dampak potensial. Evaluasi
dampak yaitu, kita telah melakukan analisis secara terpadu keseluruhan
komponen lingkungan yang mengalami perubahan mendasar (dampak penting). Dari
hasil evaluasi dampak tersebut dapat diketahui kelayakan lingkungan suatu
proyek, pengaruh proyek terhadap masyarakat yang terkena dampak (kerugian dan
manfaat), serta menjadi dasar untuk menetapkan dampak-dampak 1egative yang
perlu dilakukan pengelolaan dan dampak-dampak positif yang perlu dikembangkan /
ditingkatkan
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Evaluasi
Dampak
2. Bagaimana Pengukuran Dan
Interpretasi Dampak
3. Bagaimana Pemilihan Metode Dalam Evaluasi
Dampak
4. Bagaimana Evaluasi Dampak Pada
Proses Pelingkupan
5. Bagaimana Evaluasi Dampak Pada Amdal
6. Bagaimana Evaluasi Untuk Memutuskan
Kelayakan Lingkungan
1.3 Tujuan
Memberi
informasi yang terkait dengan pembahasan dalam pembelajaran Evaluasi dampak diantaranya
tentang Pengertian Evaluasi Dampak, Pengukuran Dan Interpretasi Dampak,
Pemilihan Metode Dalam Evaluasi Dampak, Beberapa Metode Evaluasi Dampak,
Evaluasi Dampak Pada Proses Pelingkupan, Evaluasi Dampak Pada Andal, Evaluasi
Untuk Memutuskan Kelayakan Lingkungan.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Evaluasi Dampak
Evaluasi
dampak sering diartikan sebagai penilaian terhadap sesuatu perubahan yang
terjadi sebagai akibat suatu aktivitas tersebut dapat bersifat alamiah baik
kimia, fisik maupun biologi.
Dampak dapat dievaluasi secara
informal dan formal
A. Metode Informal
Metode
Informal yang sederhana ialah dengan memberi nilai variabel, misalnya kecil,
sedang, dan besar. Cara lain ialah dengan memberi skor, misalnya dari 1 (satu)
sampai 5 (lima) tanpa patokan yang jelas. Namun metode ini tidak memberi
pegangan cara untuk mendapatkan nilai penting dampak. Karena itu disinipun
terjadi fluktuasi yang besar antara anggota tim dan pemberian nilai. Kadar
subyektivitas evaluasi itu tinggi. Misalnya, seorang pejabat Direktorat Jendral
Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam (PHPA) akan cenderung untuk memberikan
nilai penting yang lebih tinggi untuk dampak margasatwa daripada seorang
pejabat Direktorat Jenderal Industri Dasar.
B. Metode Formal
Metode
formal dapat dibedakan dalam:
1. Metode Pembobotan
Dalam
sistem ini dampak diberi bobot dengan menggunakan metode yang ditentukan secara
eksplisit. Sebuah contoh ialah sistem pembobotan menurut Battelle utnuk
pengembangan sumberdaya air (Dee.el.al.1973). Dalam sistem Battelle ini lingkungan
dibagi dalam empat kategori utama, yaitu ekologi, fisik/ kimia, estetik, dan
kepentingan manusia/ sosial.Masing-masing kategori terdiri atas
komponen.Misalnya, komponen dalam katergori ekologi ialah jenis dan populasi
teresterial.Selanjutnya komponen dibagi dalam indikator dampak.Contoh indikator
dampak dalam komponen jenis dan populasi teresterial ialah tanaman pertanian
dan vegetasi alamiah. Masing-masing kategori, komponen dan indikator dampak
dinilai pentingnya relatif terhadap yang lain dengan menggunakan angka desimal
antara 0 dan 1.
Angka
dalam sistem evaluasi lingkungan Battelle diragukan kegunaannya di Indonesia,
karena sistem nilai kita berbeda dengan di Amerika serikat.Namun demikian
metode untuk mendapatkan bobot dalam sistem evaluasi lingkungan itu kiranya
pantas untuk diteliti kegunaannya di Indonesia.Sudah barang tentu kategori,
komponen dan indikator serta peruntukannya harus disesuaikan dengan keadaan di
Indonesia.Mongkol (1982) membuat modifikasi sistem evaluasi lingkungan Battelle.Pertama
fungsui nilai tidaklah dibuat dari grafik mutu lingkungan terhadap indikator
dampak, melainkan grafik mutu lingkungan terhadap M/S, M ialah indikator dampak
dan S adalah batas maksimum atau minimum indikator dampak yang tidak boleh
dilampaui.
Modifikasi
kedua ialah Mongkol tidak menggunakan biaya lingkungan netto atau manfaat
lingkungan netto, melainkan nisbah manfaat/ biaya lingkungan sebagai berikut:
Nisbah
manfaat/ biaya lingkungan =
Keterangan :
|Pos E| : Jumlah total dampak
positif
|Neg E| : Jumlah total dampak
negatif
Agar operasi matematik dapat
dilakukan dalam metode pembobotan, metode itu harus menggunakan skala interval
atau skala nisbah.
2.
Metode Ekonomi
Metode
ini mudah diterapkan pada dampak yang mempunyai nilai uang.Untuk dampak yang
mempunyai nilai uang penerapan metode ini masih mengalami banyak kesulitan.Cara
yang umum dipakai ialah untuk memberikan harga bayangan (shadow price) pada dampak
tersebut.Harga bayangan itu didasarkan pada kesediaan orang atau pemrintah
untuk membayar / untuk menerima biaya ganti rugi untu lingkungan yang terkena
dampak tersebut. Misalnya pemerintah mengalokasikan anggaran belanja tertentu
untuk penjagaan dan pemeliharaan cagar alam dan taman nasional. Demikian pula
orang bersedia untuk mengeluarkan biaya untuk mengunjungi suatu cagar alam atau
taman nasional. Besarnya anggaran belanja atau biaya perjalanan tersebut
merupakan harga bayangan cagar alam, yaitu nilai yang diberikan oleh
pemerintah/ orang kepada cagar alam itu.
Dalam
hal lingkungan yang tercemar biaya deperlukan untuk membersihkan lingkungan
dari pencemaran, biaya itu makin tinggi, dengan demikian tingginya tingkat
kebersihan yang dikehendaki masyarakat.
Pada
prinsifnya dampak pada manusia dapat pula diberi harga bayangan.Misalnya, harga
bayangan untuk dampak kesehatan dapat dihitung berdasarkan upah yang hilang dan
atau biaya pengobatan.Demikian pula biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk
dampak kesehatan dapat dihitung berdasarkan upah yang hilang dan atau biaya
pengobatan.Demikian pula biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk pelayanan
kesehatan, misalnya vaksinasi, dapat disebut pula sebagai harga membayar
perlindungan jiwa dari kematian.Banyak tantangan masih diberiklan terhadap
pemberian nilai uang pada lingkungan terutama pada jiwa dan kesehatan manusia,
tantangan itu terutama berkaitan dengan masalah etik.
2.2 Pengukuran
dan Interpretasi Dampak
Setelah
dampak diidentIfikasi dan diprediksi, maka untuk dapat diambil suatu keputusan
perlu dilakukan interprestasi dan evaluasi dampak. Khususnya evaluasi dampak
dimaksud untuk dapat mencapai 2 (dua) sasaran :
a. Memberikan
informasi tentang komponen apa saja yang terkena dampak dan seberapa besar
nilai magnitude atau tingkat besaran dampak itu terjadi. Demikian pula seberapa
besar derajat pentingnya dampak (nilai importance) terhadap komponen lingkungan
yang terkena dampak. Derajat kepentingan dampak dapat ditentukan dengan
menentukan dampak tersebut bersifat lokal, regional dan nasional yang secara
jelas seperti tertera dalam Keputusan Kepata Bapedal No. Kep-056 Tahun 1994.
b. Memberi
bahan untuk mengambil keputusan terutama komponen apa saja yang terkena dampak.
Sementara itu dengan informasi ini akan dapat diputuskan macam dan jenis
mitigasinya. Lebih jauh dapat diketahui seluruh komponen yang terkena dmpak
serta kapastian apakah ilmu pengetahuan dan teknologi mampu mencegah dan
menanggulangi dampak negatif yang muncul. Apabila IPTEK tidak mampu menanggulangi
dan mencegah dampak negatif, maka dapat diambil keputusan dengan alternatif :
-
memindahkan rencana kegiatan pembangunan
ke tempat lain atau memindah lokasi,
-
mengganti peratatan atau mengganti
proses pembangunan.
Sementara
itu metode yang dipergunakan dalam pengukuran biasanya adalah cara-cara
kuantitatif. Metode yang akan dipergunakan harus dapat menjawab pertanyaan :
a. Apakah
metode yang dipergunakan untuk mengukur dampak dapat dikuantitatifkan. Untuk
memberi gambaran dampak bila ada proyek dan tidak ada proyek, atau mengukur
perubahan lingkungan maka cara-cara matematis sangat cocok dan mudah
diLaksanakan.
b. Apakah
cara-cara pengukuran yang dipakai sangat cocok apabila harus digunakan untuk
mengukur besaran dampak. Sementara itu cara matematis ini lebih bersifat'
obyektif bila dibanding dengan cara deskriptif kualitatif yang lebih banyak
bersifat subyektif.
2.3 Pemilihan
Metode
Pemilihan
metode sangat menentukan dalam studi Amdal.Tim Amdal harus memilih metode Amdal
mana yang harus dipergunakan, untuk mendapatkan suatu kesimpulan akhir tentang
kelayakan lingkungan. Kebiasaan suatu tim yang sudah terbiasa menggunakan
metode matrik, condong akan menggunakan metode itu terus menerus untuk proyek
macam apa saja tanpa mempertimbangkan bahwa proyek yang berbeda mungkin perlu
menggunakan metode yang berbeda, modifikasi yang berbeda atau kombinasi yang
berbeda (Suratmo, 1991). Ada beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan
untuk memilih metode, seperti :
a. Memahami
kelebihan dan kelemahan dari setiap metode baik dalam fungsinya maupun cara
kerjanya.
b. Penguasaan
tipe dari aktivitas proyek yang akan di Amdal.
c. Penguasaan
ciri, sifat umum dan khusus dari rona lingkungan.
d. Pemahaman
dampak penting yang akan terjadi melalui skoping.
e. Makin
besar dan makin kompleks harus memerlukan metode yang lebih kompleks pula.
f. Batasan-batasan
yang tersedia dalam waktu, keahlian, biaya, peralatan dan data yang diperlukan
serta teknik-teknik analisis yang diperlukan.
g. Mempelajari
metode yang digunakan tim lain dan pustaka-pustaka mengenai proyek yang sama
atau sejenis.
Sedangkan
untuk memilih metode Evaluasi Dampak, Adiwibowo (1995) mengemukakan beberapa
pedoman umum yang dapat dipertanggung jawabkan :
a. Bersifat
analisis serta memenuhi syarat pendekatan secara iImiah.
b. Bersifat
holistik atau komprehensif, yakni mampu menggambarkan fenomena dampak penting
lingkungan yang terjadi dalam suatu sistem lingkungan hidup serta berikut
dengan interaksi-interaksi yang terjadi di dalam sistem tersebut.
c. Cukup
fleksibel, dalam arti bahwa metode yang digunakan dapat dipakai untuk
mengevaluasi dampak lingkungan dari berbagai aspek yang satu sama lain memiliki ukuran atau unit satuan yang berbeda, dan karakteristik dampak yang berbeda-beda pula.
mengevaluasi dampak lingkungan dari berbagai aspek yang satu sama lain memiliki ukuran atau unit satuan yang berbeda, dan karakteristik dampak yang berbeda-beda pula.
d. Dapat
menampung "input" dari berbagai bidang keahlian yang terkait dan
mengintegrasikannya secara keseluruhan dalam satu kesatuan analisis.
e. Dapat
memberikan arahan bagi pengambilan keputusan.
Dalam hal ini metode yang dipilih harus
mampu memberikan telaahan terhadap :
-
Evaluasi terhadap alternatif rencana
kegiatan atau proyek yang diusulkan.
-
Usaha-usaha yang perlu ditempuh untuk
mencegah atau menanggulangi dampak penting"negatif.
-
Efektivitas usulan penanggulangan
dampak.
Bila
metode yang dipilih menggunakan skala atau bobot, maka perlu diperhatikan
hal-hal berikut ini :
-
Prosedur amalgamasi, yakni
"peleburan" berbagai nilai satuan yang berbeda (misal : ppm, ppb,
rupiah, kg/ha/th), dilakukan secara hati-hati.
-
Skala numerik(1, 2, 3, ....n) mempunyai
beberapa kelemahan, antara lain :
Ø Skala
dapat menyebabkan salah tafsir mengenai keakuratan dan obektivitas evaluasi,
padahal sebenarnya angka-angka tersebut hanya konversi dari pertimbangan
obyektif para pakar.
Ø Skala
numerik dapat merangsang penyusun untuk melakukan operasi matematik, misalnya:
menjumlah atau menghitung. Ini merupakan kesalahan total, karena masing-masing
skala mempunyai unit satuan yang berbeda-beda.
Ø Skala
numerik merangsang penyusun untuk menghitung skala dampak menjadi suatu
totalitas dampak melalui pembobotan.
Apabila
dalam pelaksanaan penyusunan ANDAL harus dipilih satu diantara banyak metode
yang telah dikenal, maka yang harus dipertimbangkan, menurut Fandely (1992)
harus dipertimbangkan beberapa hal
a. Keadaan
Lingkungan
Apakah masih alami atau telah
dipengaruhi oleh beberapa kegiatan pembangunan.Apabila lingkungan masih alami,
lebih baik digunakan metode Leopold.Bila telah ada atau banyak kegiatan
pembangunan sebaiknya digunakan metode Fisher and Davies.
b. Aktivitas
Pembangunan
Apakah
aktivitas pembangunan menjangkau wilayah yang luas atau tidak. Untuk kegiatan
pembangunan yang mencakup suatu daerah yang luas akan lebih baik menggunakan
metode Overlay atau Moore dibanding dengan metode Leopold. Sementara itu
pertimbangkan terhadap proyeknya sendiri, apakah aktivitasnya yang diduga
menimbulkan dampak banyak atau sedikit.
c. Tersedianya
Sumberdaya
Apakah
untuk studi penyusun ANDAL ini cukup tersedia dana, tenaga dan waktu. Apabila
tidak tersedia dana yang cukup, tenaga yang masih belum terampilapalagi
waktunya pendek, maka seyogyanya menggunakan metode yang sederhana saja.
Misalnya matrik sederhana (metode Adhok) atau Checklist sederhana.
Dalam penyusunan ANDAL, diharapkan dapat melaksanakan uji hasil terhadap 2 (dua) atau lebih metode. Hal ini dimaksudkan untuk dapat memberikan keyakinan apakah hasil dari kedua atau lebih metode tersebut sama atau berbeda. Apabila berbeda akan dapat dilihat kembal1 dimana letak kesalahan pada kedua atau lebih metode yang dicoba. Perbandingan terhadap tiga metode ANDAL yang masing-masing mewakili kelompok metode.
Dalam penyusunan ANDAL, diharapkan dapat melaksanakan uji hasil terhadap 2 (dua) atau lebih metode. Hal ini dimaksudkan untuk dapat memberikan keyakinan apakah hasil dari kedua atau lebih metode tersebut sama atau berbeda. Apabila berbeda akan dapat dilihat kembal1 dimana letak kesalahan pada kedua atau lebih metode yang dicoba. Perbandingan terhadap tiga metode ANDAL yang masing-masing mewakili kelompok metode.
Dalam
setiap proses penyusunan Andal perlu dilakukan evaluasi dampak. Cara evaluasi
biasanya dengan cara matematis. Dengan cara matematis akan memudahkan untuk
menghitung berapa besar dampak yang ada pada tahapan prakonstruksi, konstruksi
dan pasca kontruksi. Demikian pula dapat digunakan untuk mengetahui dampak pada
set lap komponen lingkungan dan beberapa besar dampaknya.
Beberapa
metode Evaluasi dampak yang terkenal adalah sebagai berikut
1. Evaluasi
Dampak Metode Overlay
Berdasarkan
pada metode prakiraan dampak dengan Overlay, maka setiap dampak terhadap
komponen lingkungan digambarkan dalam peta tematik. Apabila indikator dampak
negatif terhadap berbagai ekosistem digambarkan dalam peta dengan warna terang,
agak gelap dan gelap untuk menggambarkan dampak ringan, sedangkan berat, dan
peta ini dioveriay/ditampal maka evaluasinya adalah :
1. ekosistem
yang sangat gelap terkena dampak sangat berat,
2. ekosistem
yang warnanya agak gelap terkena dampak agak berat,
3. ekosistem
yang warnanya terang dapat dievaluasi bahwa ekosistem terkena dampak sangat
ringan.
Seringkali
untuk memudahkan evaluasi maka besar dampak dipergunakan juga skala.Skala yang
dipergunakan dapat berupa angka 1, 2, dan 3 atau kecil, sedang dan
besar.Kemudian dalam evaluasi lebih lanjut bagi ekosistem yang terkena dampak
sangat besar, atau angka skalanya paling besar dampaknya dari penjumlahan skala
per komponen lingkungan, maka prioritas pencegahan dan penanggulangan dampak
negatif menduduki prioritas pertama.
2. Evaluasi
Dampak Metode Flowchart (Bagan Alir)
Metode
Flowchart dapat dipergunakan untuk menggembangkan dampak pada setiap periode
atau tahapan pembangunan.Contoh metode flowchart untuk kegiatan
Metode Flowchart ini kemudian berubah menjadi metode network, apabila analisis dampaknya dievaluasi tidak hanya kearah vertikal juga ke arah horizontal.
Dengan melihat skema tersebut dapat dievaluasi sebagai berikut.
Metode Flowchart ini kemudian berubah menjadi metode network, apabila analisis dampaknya dievaluasi tidak hanya kearah vertikal juga ke arah horizontal.
Dengan melihat skema tersebut dapat dievaluasi sebagai berikut.
Ø Komponen
lingkungan yang terkena dampak pent ing dari kegiatan HPH adalah :
a. 7
(tujuh) buah komponen fisik
b. 3
(tiga) buah komponen biotis,
c. 10
(sepuluh) buah komponen sosekbudkesmas
Ø Aktivitas
HPH yang banyak menimbulkan dampak biofisik adalah aktivitas pembukaan wilayah
dan penebangan/pengadaan angkutan. Sebenarnya aktivitas ini juga menimbulkan
dampak terhadap beberapa komponen sosekbudkesmas. Aktivitas penerimaan tenaga
kerja banyak memberikan dampak terhadap komponen sosekbudkesmas, sedang
pembinaan dan periindungan hutan banyak memberikan dampak terhadap komponen
biotis. Kelemahan dan metode Bagan alir atau Flowchart ini hanya menunjukkan
aliran dampak saja, tetapi macam dampak positif atau negatif tidak dapat
diberikan. Disamping itu informasi tentang seberapa besar dampaknya juga tidak
diberikan.
a. Evaluasi
terhadap aktivitas. Dari keempat aktivitas pada tahapan konstruksi yang paling
banyak menimbulkan dampak terhadap komponen lingkungan yaitu aktivitas
pembangunan dam, saluran pengelak dan konstruksi lainnya. Aktivitas yang paling
sedikit menimbulkan dampak terhadap lingkungan yaitu aktivitas uji coba.
b. Evaluasi
terhadap komponen terkena dampa. Komponen lingkungan yang terkena dampak pada
tahap konstruksi adalah :
-
Komponen fisik 12 buah,
-
Komponen biotis 3 buah
-
Komponen Sosekbudkesmas 8 buah
c. Dampak
yang mungkin timbul adalah dampak hingga orde 2.
3. Evaluasi
Dampak Metode Checklist
Metode Checklist yang sangat
terkenal dan mudah dievaluasi adalah metode Checklist Bettelle dan
Columbus.Evaluasi dampak terhadap aktivitas pembukaan lahan proyek pembangunan
pemukiman adalah sebagai berikut.
(EQ x PIU) - (EQ' x PIU') = 58,37 - 52,54 = - 5,83
Keterangan :
EQ (Environmental Quality) merupakan nilai skala kualitas lingkungan bagi setiap faktor atau parameter lingkungan. Skala tersebut besarnya antara angka 0 sampai 1.Angka 0 berarti kualitas lingkungan sangat jelek dan angka 1 menunjukkan kualitas lingkungan sangat baik.
PIU (Parameter Importance Unit) yaitu nilai unit kepentingan faktor atau parameter lingkungan bagi semua faktor lingkungan.
Caranya adalah :
(EQ x PIU) - (EQ' x PIU') = 58,37 - 52,54 = - 5,83
Keterangan :
EQ (Environmental Quality) merupakan nilai skala kualitas lingkungan bagi setiap faktor atau parameter lingkungan. Skala tersebut besarnya antara angka 0 sampai 1.Angka 0 berarti kualitas lingkungan sangat jelek dan angka 1 menunjukkan kualitas lingkungan sangat baik.
PIU (Parameter Importance Unit) yaitu nilai unit kepentingan faktor atau parameter lingkungan bagi semua faktor lingkungan.
Caranya adalah :
Nilai Penting Faktor A
PIU Faktor A = ----------------------------------------------- x 100
PIU Faktor A = ----------------------------------------------- x 100
Total Nilai Penting Semua Faktor
Dari Tabel metode Battelle pada aktivitas pembukaan lahan dapat diuraikan evaluasi sebagai berikut.
Dari Tabel metode Battelle pada aktivitas pembukaan lahan dapat diuraikan evaluasi sebagai berikut.
1. Komponen
Fisik
Secara
keseluruhan komponen fisik pada aktivitas pembukaan lahan pada proyek
transmigras-i akan terkena dampak negatif yaitu sebesar -5,83.
2. Parameter
Komponen Fisik yang terkena :
a. dampak
positif adalah pH tanah,
b. dampak
negatif adalah parameter bentuk lahan, kandungan Fe tanah, turbidity, suhu dan
pH air. Dari hasil perhitungan dampak metode Battelle, selanjutnya dibuat
rekapituiasi untuk seluruh aktivitas dan komponen lingkungan.
3. Metode
Sistem Evaluasi Lingkungan (Environmental Evaluation System).
Metode
ini sangat cocok digunakan untuk mengadakan evaluasi komponen-komponen
lingkungan yang telah mengalami perubahan.Oleh karenannya metode ini sangat
cocok untuk Studi Evaluasi Lingungan (SEL). Untuk dapat membuat evaluasi maka
diperlukan suatu standar atau baku mutu sesuatu komponen. Pada umumnya metode
ini dipergunakan untuk menganalisis suatu bentang lahan.Cooke dan Doorkamp
(1978) menyatakan bahwa metode ini dipergunakan untuk mengadakan evaluasi
bentuk lahan dan aspek panorama. Oleh karenanya metode ini cocok untuk memlai
bentang alam untuk rekreasi pada tempat-tempat :
-
Jalur hijau
-
Taman Nasional
-
Area di lindungi
-
Cagar budaya
-
Cagar alam
-
dan tempat-tempat lain yang masih alami.
Evaluasi
bentang alam ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan, pengukuran dan
observasi untuk dapat melakukan penilaian.Penilaian didasarkan pada suatu
standar yang dibuat oleh Leopold, 1969 (Cooke dan Doorkamp, 1978).
4. Metode
Matrik Interaksi Leopold
Metode
Leopold ini juga dikenal sebagai "Matriks Leopold" atau "Matrik
interaksi dari Leopold".Metode menarik ini mulai dikembangkan oleh Dr.
Luna Leopold dan teman-temannya di Amerika Serikat pada tahun 1971. Metode ini dirancang
untuk menganalisis dampak lingkungan pada berbagai proyek konstruksi yang
berada di suatu wilayah yang relatif masih at ami, Metode ini sangat baik untuk
memberi informasi hubungan sebab dan pengaruh suatu aktivitas atau kegiatan;
disamping itu juga dapat menunjukkan hasil secara kuantitatif, dan juga balk
untuk mengkomumkasikan hasil.
Metode matrik Leopold membagi atau mennci sebanyak 100 (seratus) macam aktivitas dari suatu proyek dan membagi 88 (delapan puluh delapan) komponen lingkungan.Matrik yang diperkenalkan merupakan matriks interaksi dari
100 (seratus) jenis aktivitas proyek dengan 88 (delapan puluh delapan) jenis komponen lingkungan (matrik berdimensi 100 x 88).
Seratus jenis aktivitas proyek tersebut merupakan penjabaran dari 11 kelompok kegiatan proyek, yang terdiri atas :
Metode matrik Leopold membagi atau mennci sebanyak 100 (seratus) macam aktivitas dari suatu proyek dan membagi 88 (delapan puluh delapan) komponen lingkungan.Matrik yang diperkenalkan merupakan matriks interaksi dari
100 (seratus) jenis aktivitas proyek dengan 88 (delapan puluh delapan) jenis komponen lingkungan (matrik berdimensi 100 x 88).
Seratus jenis aktivitas proyek tersebut merupakan penjabaran dari 11 kelompok kegiatan proyek, yang terdiri atas :
a. Modifiksi
areal (13 aktivitas)
b. Perubahan
lahan dan pembuatan lingkungan fisik (10 aktivitas)
c. Ekstraksi
sumberdaya (7 aktivitas)
d. Pemrosesan
(15 aktivitas)
e. Perubahan
lahan (6 aktivitas)
f. Pembaharuan
sumberdaya (5 aktivitas)
g. Perubahan
lalulintas (11 aktivitas)
h. Penempatan
dan pengotahan limbah (14 aktivitas)
i.
Pengolahan bahan kimia (5 aktivitas)
j.
Kecelakaan (3 aktivitas)
k. Lain-lain.
Sedang
88 jenis komponen lingkungan yang terdapat dalam matrik merupakan penjabaran
dari 5 kelompok komponen lingkungan sebagai berikut :
a. Fisik dan Kimia
a. Fisik dan Kimia
-
Bumi (6 parameter)
-
Air (7 parameter)
-
Atmosfir (3 parameter)
-
Proses alamiah (9 parameter)
c. Keadaan
biologi
-
Flora (9 parameter)
-
Fauna (9 parameter)
-
Sosial-budaya
-
Tata guna tanah (9 parameter)
-
Rekreasi (7 parameter)
-
Estetika dan minat masyarakat (10 parameter)
-
Status budaya (4 parameter)
-
Fasilitas dan aktivitas buatan manusia (6 parameter)
c.
Interaksi ekologi (7 parameter)
(e). Lain-lain komponen.
Dampak lingkungan dari proyek d1identifikasi dengan membuat interaksi antara aktifitas dan komponen lingkungan. Biasanya besaran dampak atau "magnitude" dan pentingnya dampak (importance) ditentukan besarnya, dengan langkah sebagai berikut :
(1). Langkah I
Langkah pertama adalah membuat matrik dengan menentukan dampak dari tiap aktivitas proyek terhadap komponen lingkungan. Apabila diduga akan terjadi dampak pada suatu komponen lingkungan akibat dari suatu aktivitas maka kotak pertemuan atau sel pada tabel matriks diberi tanda diagonal.
(2). Langkah II
Langkah kedua adalah, setiap kotak yang ada diagonalnya akan ditetapkan besaran (magnitude) dan tingkat kepentingan (importance) dampaknya. Besaran dampak yang diduga timbul dinyatakan dalam nilai angka satu sampai sepuluh.Nilai satu merupakan besaran terkecil sedang sepuluh terbesar.Penentuan besaran dampak berupa skala didasarkan pada analisis evaluasi yang obyektif dengan cara-cara kualitatif maupiin kuntitatif.Seringkali besaran dampak ditentukan secara "profesional judgement" atau pertimbangan keahlian.Dampak positif diberi tanda "+", dan untuk dampak negatif diberi tanda"-".
(3). Langkah III
Untuk besaran kepentingan dampak diberikan nilai satu sampai dengan sepuluh. Nilai kepentingan ini ditinjau dari kepentingan proyek, sektoral lokat, regional dan nasional. Penyusunan atau penetapan arti dari skala dilakukan berdasarkan pertimbangan yang obyektif dari tim interdisipiin yang melakukan analisis tersebut.
Metode matrik interaksi Leopold dapat digambarkan dalam suatu Tabel 12.5 matrik sebagai berikut.
Yang menarik dari Metode matrik Leopold ialah metode tersebut telah dipergunakan oleh banyak tim dengan modifikasi yaitu dilakukan perubahan pada jumlah aktivitas proyek dan komponen lingkungan. Komponen dan aktivitas proyek diubah menjadi lebih banyak jumlahnya atau dapat pula menjadi lebih sedikit jumlahnya.Demikian pula untuk komponen lingkungan yang seharusnya 88 komponen dapat dikurangi atau ditambah sesuai dengan proyek yang bersangkutan.
Metode ini dapat dipergunakan datam penyaringan untuk identifikasi dampaklingkungan dan dapat memberikan gambaran dampak secara keseluruhan atas dasar dampak yang timbul pada setiap komponen lingkungan; dari tabel matrik interaksi Leopold dapat diketahui komponen apa saja yang banyak terkena dampak. Demikian juga dapat diketahui aktivitas apa saja yang banyak memmbulkan dampak. Matrik ini dapat di pergunakan untuk melihat besar dan banyaknya dampak positif dan negatif dan suatu proyek.Disamping itu juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi lingkungan pada berbagai tingkat pembangunan proyek. Misalnya sewaktu rencana pembangunan proyek (Pra Kontruksi) sewaktu proyek sedang dibangun (Konstruksi) dan sewaktu proyek beroperasi.(Pasca Konstruksi).
Metode ini telah digunakan untuk berbagai macam proyek seperti pada proyek-proyek pembuatan jalan, pertambangan, pembangunan sumberdaya air, jalan kereta api dan sebagainya. Kesemua proyek-proyek tersebut berada dalam daerah yang relative masih alami.
(e). Lain-lain komponen.
Dampak lingkungan dari proyek d1identifikasi dengan membuat interaksi antara aktifitas dan komponen lingkungan. Biasanya besaran dampak atau "magnitude" dan pentingnya dampak (importance) ditentukan besarnya, dengan langkah sebagai berikut :
(1). Langkah I
Langkah pertama adalah membuat matrik dengan menentukan dampak dari tiap aktivitas proyek terhadap komponen lingkungan. Apabila diduga akan terjadi dampak pada suatu komponen lingkungan akibat dari suatu aktivitas maka kotak pertemuan atau sel pada tabel matriks diberi tanda diagonal.
(2). Langkah II
Langkah kedua adalah, setiap kotak yang ada diagonalnya akan ditetapkan besaran (magnitude) dan tingkat kepentingan (importance) dampaknya. Besaran dampak yang diduga timbul dinyatakan dalam nilai angka satu sampai sepuluh.Nilai satu merupakan besaran terkecil sedang sepuluh terbesar.Penentuan besaran dampak berupa skala didasarkan pada analisis evaluasi yang obyektif dengan cara-cara kualitatif maupiin kuntitatif.Seringkali besaran dampak ditentukan secara "profesional judgement" atau pertimbangan keahlian.Dampak positif diberi tanda "+", dan untuk dampak negatif diberi tanda"-".
(3). Langkah III
Untuk besaran kepentingan dampak diberikan nilai satu sampai dengan sepuluh. Nilai kepentingan ini ditinjau dari kepentingan proyek, sektoral lokat, regional dan nasional. Penyusunan atau penetapan arti dari skala dilakukan berdasarkan pertimbangan yang obyektif dari tim interdisipiin yang melakukan analisis tersebut.
Metode matrik interaksi Leopold dapat digambarkan dalam suatu Tabel 12.5 matrik sebagai berikut.
Yang menarik dari Metode matrik Leopold ialah metode tersebut telah dipergunakan oleh banyak tim dengan modifikasi yaitu dilakukan perubahan pada jumlah aktivitas proyek dan komponen lingkungan. Komponen dan aktivitas proyek diubah menjadi lebih banyak jumlahnya atau dapat pula menjadi lebih sedikit jumlahnya.Demikian pula untuk komponen lingkungan yang seharusnya 88 komponen dapat dikurangi atau ditambah sesuai dengan proyek yang bersangkutan.
Metode ini dapat dipergunakan datam penyaringan untuk identifikasi dampaklingkungan dan dapat memberikan gambaran dampak secara keseluruhan atas dasar dampak yang timbul pada setiap komponen lingkungan; dari tabel matrik interaksi Leopold dapat diketahui komponen apa saja yang banyak terkena dampak. Demikian juga dapat diketahui aktivitas apa saja yang banyak memmbulkan dampak. Matrik ini dapat di pergunakan untuk melihat besar dan banyaknya dampak positif dan negatif dan suatu proyek.Disamping itu juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi lingkungan pada berbagai tingkat pembangunan proyek. Misalnya sewaktu rencana pembangunan proyek (Pra Kontruksi) sewaktu proyek sedang dibangun (Konstruksi) dan sewaktu proyek beroperasi.(Pasca Konstruksi).
Metode ini telah digunakan untuk berbagai macam proyek seperti pada proyek-proyek pembuatan jalan, pertambangan, pembangunan sumberdaya air, jalan kereta api dan sebagainya. Kesemua proyek-proyek tersebut berada dalam daerah yang relative masih alami.
2.4
Ealuasi Dampak Pada Proses Pelingkupan

Evaluasi
dampak potensial bertujuan untuk mereduksi jumlah komponen lingkungan yang
diperkirakan akan terkena dampak, ada lima (5) kriteria yang digunakan dalam
mengevaluasi dampak yaitu:
·
Kondisi kualitas (beban) terhadap sumberdaya alam
disekitar rencana kegiatan
·
Nilai Komponen lingkungan yang akan terkena dampak
baik secara sosial ekonomi maupun ekologis
·
Rasa kuatir masyarakat
·
Ada peraturan perundangan yang akan terlanggar akibat
rencana kegiatan
·
Data dan info pada saat menyusun KA belum tersedia (dampak
potensial tidak jelas) Dengan menggunakan kelima kriteria tersebut evaluasi
dampak potensial dilakukan
Evaluasi
Dampak Potensial
Pelingkupan pada tahap ini
bertujuan untuk menghilangkan atau
meniadakan dampak potensial yang dipandang tidak relevan atau tidak penting:
sehingga diperoleh seperangkat dampak penting hipotetis yang dipandang perlu
dan patut untuk ditelaah dalam penyusunan ANDAL/SEL. Pada tahap ini akan
dihasilkan daftar dampak penting hipotetik yang belum berurutan dan terorga
nisir secara sistematis. Contoh: (Lanjutan kasus lapangan minyak,
Catatan: contoh ini hanya merupakan
illustrasi dan sifatnya tidak mengikat) Dari14 komponen lingkungan yang semua
dipandang merupakan dampak potensial untuk diperhatikan, setelah ditelaah lebih
lanjut (misal melalui metode matrik, atau
penelaahan literatur) ternyata terdapat 6 kamponen lingkungan yang tidak
relevan untuk diteliti. Dengan demikian dampak potensial yang secara hipotetis
dipandang penting untuk ditelaah adalah:
(1).Kualitas air,
(2).Kualitas udara,
(3).Perikanan (sungai),
(4).Vegetsi hutan,
(5).Kesempatan kerja,
(6).Pendapatan penduduk,
(7).Aksesibilitas hutan,
(8).Sikap terhadap proyek.
2.5
Evaluasi Dampak Pada Andal
Evaluasi
untuk menentukan dampak penting Setelah diketahui kegiatan akan mengubah
lingkungan (besaran dampak ) kemudian ditentukan tingkat pentingnya dampak.
Penentuan tingkat kepentingan dampak mengacu Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun
1999.
·
Jumlah manusia yang akan terkena dampak.
·
Luas wilayah persebaran dampak.
·
Intensitas dan lamanya dampak berlangsung,
·
Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena
dampak.
·
Sifat kumulatif dampak
·
Berbalik atau terbaliknya dampak.
Catatan:
Dampak penting jika memenuhi salah satu kriteria diatas Evaluasi dampak penting
dilakukan secara holistik (totalitas) artinya, seluruh dampak Penting
(dan Tidak
Penting*)
dievaluasi
secara holistik. Proses evaluasi dengan memperhatikan :
·
Komponen kegiatan yang paling banyak menyebabkan
dampak
·
Komponen lingkungan yang paling banyak terkena dampak
·
Waktu terjadinya dampak ,
·
Lokasi
Berdasarkan
pemahaman dari hasil diatas setiap dampak dievaluasi kembali dengan menggunakan
kriteria dampak penting sesuai dengan PP 27/1999
Ada 5
Pendekatan Pada pengelolaan Dampak Lingkungan:
1.Hindari
Cegah dampak melalui perubahan (perbaikan ) dari rancangan;
2.Kurangi Mengurangi besaran,
kecepatan dari kegiatan guna menghindari dampak dampak;
3.Kendalikan: Kendalikan dampak pada
batas batas yang bisa diterima (diperkenankan)
4.Tindakan perbaikan Jika kedua hal
diatas tidak mungkin dilaksanakan, maka lakukan tindakan perbaikan,
rehabilitasi atau kembalikan kebentuk semula segala kerusakan yang terjadi;
5.Kompensasi Jika keempat hal diatas
tidak mungkin dilakukan maka lakukan kompensasi (ganti kerugian, tukar guling,
dst
2.6
Evaluasi Dampak Untuk Memutuskan Kelayakan Lingkungan
Apabila
dokumen Andal RKL dan RPL telah selesai dinilai subtansinya dan dinyatakan dokumen
telah baik dan benar. Maka kemudian rencana kegiatan bisa dinilai kelayakan
lingkungannya.Bagaimana menentukan apakah suatu rencana kegiatan layak
lingkungan berdasarkan hasil Amdal?. Dasar kelayakan lingkungan dinyatakan pada
pasal 22 ayat 1 PP no 27 th 1999 ( Bulan September 2010 akan dikeluarkan PP
yang baru).
Pasal
22 (Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 Mengenai Analisis Dampak
Lingkungan Hidup)
1. Apabila
hasil penilaian komisi penilai menyimpulkan bahwa :
a. Dampak
besar dan penting negatif yang akan ditimbulkan oleh usaha dan/atau kegiatan
yang bersangkutan tidak dapat ditanggulangi oleh teknologi yang tersedia atau
b. Biaya
penanggulangan dampak besar dan penting negatif lebih besar dari pada manfaat
dampak besar dan penting positif yang akan ditimbulkan oleh usaha dan/atau
kegiatan yang bersangkutan, maka instansi yang bertanggung jawab memeberikan
keputusan bahwa rencana usaha dan/atau kegiatan tidak layak lingkungan.
2. Instansi
yang berwewenang menolak permohonan izin melakukan usaha dan/atau kegiatan yang
bersangkutan apabila instansi yang bertanggung jawab memberikan keputusan
sebagaimana dimaksud pada ayat 1.
Artinya
kelayakan lingkungan diputuskan berdasarkan prakiraan dampak dan pengelolaan
lingkungannya.
Permen 05 tahun 2008
Tatakerja Komisi Penilai
Tugas
tim teknis komisi penilai salah satunya mengevaluasi kelayakan :
1. Kelayakan
desain, teknologi dan proses produksi yang digunakan;
2. Kelayakan
ekologis
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Evaluasi dampak sering diartikan
sebagai penilaian terhadap sesuatu perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu
aktivitas tersebut dapat bersifat alamiah baik kimia, fisik maupun biologi. Dampak dapat dievaluasi secara
informal dan formal.
Metode Informal yang sederhana ialah
dengan memberi nilai variabel, misalnya kecil, sedang, dan besar. Cara lain
ialah dengan memberi skor, misalnya dari 1 (satu) sampai 5 (lima) tanpa patokan
yang jelas. Namun metode ini tidak memberi pegangan cara untuk mendapatkan
nilai penting dampak. Metode
formal dapat dibedakan dalam Metode
Pembobotan dan metode ekonomi.
Setelah
dampak diidentIfikasi dan diprediksi, maka untuk dapat diambil suatu keputusan
perlu dilakukan interprestasi dan evaluasi dampak. Khususnya evaluasi dampak
dimaksud untuk dapat mencapai 2 (dua) sasaran.
Pemilihan
metode sangat menentukan dalam studi Amdal.Tim Amdal harus memilih metode Amdal
mana yang harus dipergunakan, untuk mendapatkan suatu kesimpulan akhir tentang
kelayakan lingkungan.
Evaluasi
dampak potensial bertujuan untuk mereduksi jumlah komponen lingkungan yang
diperkirakan akan terkena dampak. Evaluasi
untuk menentukan dampak penting Setelah diketahui kegiatan akan mengubah
lingkungan (besaran dampak ) kemudian ditentukan tingkat pentingnya dampak
Apabila
dokumen Andal RKL dan RPL telah selesai dinilai subtansinya dan dinyatakan
dokumen telah baik dan benar. Maka kemudian rencana kegiatan bisa dinilai
kelayakan lingkungannya
3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Use this diet hack to drop 2 lb of fat in just 8 hours
ReplyDeleteMore than 160,000 women and men are utilizing a simple and SECRET "liquids hack" to lose 1-2 lbs each night while they sleep.
It's proven and it works all the time.
This is how you can do it yourself:
1) Take a drinking glass and fill it up with water half the way
2) Now do this amazing HACK
so you'll be 1-2 lbs thinner the next day!