Advertiser

Favorit Song ( Marry Your Daughter)

Saturday, April 23, 2016

ANALISIS BENCANA TANAH LONGSOR DI KOTA KENDARI



ANALISIS BENCANA TANAH LONGSOR DI KOTA KENDARI
1.      Bencana Tanah Longsor
            Longsoran merupakan suatu gerakan tanah pada lereng. Dimana gerakan tanah merupakan suatu gerakan menuruni lereng oleh massa tanah atau batuan penyusun lereng, akibat dari terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng tersebut. Jika massa yang bergerak ini didominasi oleh massa tanah dan gerakannya melalui suatu bidang pada lereng, baik berupa bidang miring atau lengkung, maka proses pergerakannya disebut sebagai longsoran tanah.
            Potensi terjadinya gerakan tanah pada lereng tergantung pada kondisi batuan dan tanah penyusunnya, struktur geologi, curah hujan dan penggunaan lahan. Tanah longsor umumnya terjadi
pada musim hujan, dengan curah hujan rata-rata bulanan > 400 mm/bulan. Tanah yang bertekstur kasar akan lebih rawan longsor bila dibandingkan dengan tanah yang bertekstur halus (liat), karena tanah yang bertekstur kasar mempunyai kohesi agregat tanah yang rendah. Jangkauan akar tanaman dapat mempengaruhi tingkat kerawanan longsor, sehubungan dengan hal tersebut wilayah tanaman pangan semusim akan lebih rawan longsor bila dibandingkan dengan tanaman tahunan (keras).
2.      Penyebab tanah longsor
A.    Curah hujan
Ancaman tanah longsor biasanya dimulai pada bulan November karena meningkatnya intensitas curah hujan. Hujan lebat pada awal musim dapat menimbulkan longsor, karena tanah yang merekah air akan masuk dan terakumulasi di bagian dasar lereng, sehingga menimbulkan gerakan lateral.
B.     Kemiringan lereng
Kemiringan dan panjang lereng adalah dua unsur topografi yang paling berpengaruh terhadap aliran permukaan dan erosi. Kemiringan lereng dinyatakan dalam derajat atau persen. Kecuraman lereng 100 persen sama dengan kecuraman 45 derajat. Selain memperbesar jumlah aliran permukaan, makin curam lereng juga memperbesar kecepatan aliran permukaan, dengan demikian memperbesar energi angkut air.
Klasifikasi kemiringan lereng untuk pemetaan ancaman tanah longsor dibagi dalam lima kriteria diantaranya : lereng datar dengan kemiringan 0-8%, landai berombak sampai bergelombang dengan kemiringan 8-15%, Agak curam berbukit dengan kemiringan 15-25%, curam sampai dengan sangat curam dengan kemiringan 25-40%, sangat curam sampai dengan terjal dengan kemiringan >40% .Wilayah dengan kemiringan lereng antara 0% - 15% akan stabil terhadap kemungkinan longsor, sedangkan di atas 15% potensi untuk terjadi longsor pada kawasan rawan gempa bumi akan semakin besar
C.     Jenis tanah
            Jenis tanah yang kurang padat adalah tanah lempung atau tanah liat dengan ketebalan lebih dari 2,5 m dan sudut lereng lebih dari 220. Tanah jenis ini memiliki potensi untuk terjadinya tanah longsor terutama bila terjadi hujan.
D.    Perubahan penutup lahan
            Penggunaan lahan (land use) adalah setiap bentuk intervensi manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik material maupun spiritual. Penggunaan lahan merupakan hasil interaksi antara aktivitas manusia dengan lingkungan alami. Tanaman yang menutupi lereng bisa mempunyai efek penstabilan yang negatif maupun positif. Akar bisa mengurangi larinya air atas dan meningkatkan kohesi tanah, atau sebaliknya bisa memperlebar keretakan dalam permukaan batuan dan meningkatkan peresapan.
            Penggunaan lahan seperti persawahan maupun tegalan dan semak belukar, terutama pada daerah-daerah yang mempunyai kemiringan lahan terjal umumnya sering terjadi tanah longsor. Minimnya penutupan permukaan tanah dan vegetasi, sehingga perakaran sebagai pengikat tanah menjadi berkurang dan mempermudah tanah menjadi retak-retak pada musim kemarau. Pada musim penghujan air akan mudah meresap kedalam lapisan tanah melalui retakan tersebut dan dapat menyebabkan lapisan tanah menjadi jenuh air. Hal demikian cepat atau lambat akan mengakibatkan terjadinya longsor atau gerakan tanah.



ANALISIS
Bentang alam daerah Kendari dan sekitanya merupakan cekungan, tempat material rombakan pegunungan disekitarnya  diendapkan.
            Mengingat kejadian bencana alam di daerah Kota Kendari beberapa tahun terakhir ini seperti bencana tanah longsor pada tahun 2008 dan 2009 yang pernah terjadi di beberapa Kecamatan di Kota Kendari. Hal ini di karenakan sebagian wilayah di Kota Kendari berada pada daerah perbukitan dengan kemiringan lereng landai (5-8%) hingga agak terjal (>40%), puncak-puncaknya mempunyai ketinggian 250-450 m diatas permukaan laut .
Berdasarkan peta ancaman bencana tanah longsor di Kota Kendari.Diketahui bahwa daerah yang sangat rawan mendominasi wilayah dengan kemiringan lereng <40%, penggunaan lahan hutan yang tumbuhan vegetasinya tidak disertai tumbuhan bawah dengan jenis tanah litosol wilayah tersebut merupakan Kecamatan Kambu, Poasia dan Abeli.
Daerah rawan mendominasi daerah sepanjang wilayah bagian perbukitan di Kecamatan Mandonga, Kendari Barat dan Kendari. Selain itu daerah rawan mendominasi sebagian kecil wilayah Kecamatan Puuwatu, Baruga, Poasia, Kambu dan Abeli. Daerah agak rawan hampir mendominasi sebagian besar wilayah Kota Kendari, terutama didearah bagian pesisir pantai, perbukitan dan pedataran rendah. Hal ini dikarenakan wilayah tersebut memiliki permukiman yang sangat padat. Begitu pula daerah tidak rawan hampir terjadi disebagian kecil wilayah Kota Kendari yang mendominasi wilayah bagian pesisir.pantai/teluk Kota Kendari dan sekitar daerah perbukitan dan dataran rendah. Berdasarkan peta tematik bencana tanah longsor dapat dilihat pada gambar 19, dijelaskan bahwa 1,88% wilayah Kota Kendari merupakan daerah sangat rawan tanah longsor, 27,58% merupakan daerah rawan longsor, 52,53% merupakan daerah agak rawan longsor, sedangkan 18,01% merupakan daerah tidak rawan longsor.
Berdasarkan peta tematik bencana tanah longsor di Kota Kendari, daerah yang sangat rawan terjadinya tanah longsor berada di Kecamatan Kendari Barat, Kendari, Kambu, Poasia dan Abeli yang wilayahnya berlokasi disekitar daerah perbukitan dengan kemiringan lereng agak terjal yakni 25-40% dan >40% dengan jenis tanah litosol yang rentan terhadap bahaya erosi seperti tanah longsor

1 comments:

  1. As stated by Stanford Medical, It is indeed the one and ONLY reason women in this country live 10 years more and weigh an average of 19 KG lighter than we do.

    (By the way, it is not related to genetics or some secret diet and EVERYTHING to related to "how" they eat.)

    BTW, What I said is "HOW", not "what"...

    CLICK on this link to reveal if this short test can help you unlock your true weight loss potential

    ReplyDelete