ANALISIS BENCANA TANAH LONGSOR DI KOTA KENDARI
1.
Bencana Tanah Longsor
Longsoran merupakan suatu gerakan tanah
pada lereng. Dimana gerakan tanah merupakan suatu gerakan menuruni lereng oleh
massa tanah atau batuan penyusun lereng, akibat dari terganggunya kestabilan
tanah atau batuan penyusun lereng tersebut. Jika massa yang bergerak ini
didominasi oleh massa tanah dan gerakannya melalui suatu bidang pada lereng,
baik berupa bidang miring atau lengkung, maka proses pergerakannya disebut
sebagai longsoran tanah.
Potensi terjadinya gerakan tanah
pada lereng tergantung pada kondisi batuan dan tanah penyusunnya, struktur
geologi, curah hujan dan penggunaan lahan. Tanah longsor umumnya terjadi
pada
musim hujan, dengan curah hujan rata-rata bulanan > 400 mm/bulan. Tanah yang
bertekstur kasar akan lebih rawan longsor bila dibandingkan dengan tanah yang
bertekstur halus (liat), karena tanah yang bertekstur kasar mempunyai kohesi
agregat tanah yang rendah. Jangkauan akar tanaman dapat mempengaruhi tingkat
kerawanan longsor, sehubungan dengan hal tersebut wilayah tanaman pangan
semusim akan lebih rawan longsor bila dibandingkan dengan tanaman tahunan
(keras).
2.
Penyebab tanah longsor
A. Curah hujan
Ancaman
tanah longsor biasanya dimulai pada bulan November karena meningkatnya
intensitas curah hujan. Hujan lebat pada awal musim dapat menimbulkan longsor,
karena tanah yang merekah air akan masuk dan terakumulasi di bagian dasar
lereng, sehingga menimbulkan gerakan lateral.
B. Kemiringan lereng
Kemiringan
dan panjang lereng adalah dua unsur topografi yang paling berpengaruh terhadap
aliran permukaan dan erosi. Kemiringan lereng dinyatakan dalam derajat atau
persen. Kecuraman lereng 100 persen sama dengan kecuraman 45 derajat. Selain
memperbesar jumlah aliran permukaan, makin curam lereng juga memperbesar
kecepatan aliran permukaan, dengan demikian memperbesar energi angkut air.
Klasifikasi
kemiringan lereng untuk pemetaan ancaman tanah longsor dibagi dalam lima
kriteria diantaranya : lereng datar dengan kemiringan 0-8%, landai berombak
sampai bergelombang dengan kemiringan 8-15%, Agak curam berbukit dengan
kemiringan 15-25%, curam sampai dengan sangat curam dengan kemiringan 25-40%,
sangat curam sampai dengan terjal dengan kemiringan >40% .Wilayah dengan
kemiringan lereng antara 0% - 15% akan stabil terhadap kemungkinan longsor,
sedangkan di atas 15% potensi untuk terjadi longsor pada kawasan rawan gempa
bumi akan semakin besar
C. Jenis tanah
Jenis tanah yang kurang padat adalah
tanah lempung atau tanah liat dengan ketebalan lebih dari 2,5 m dan sudut
lereng lebih dari 220. Tanah jenis ini memiliki potensi untuk terjadinya tanah
longsor terutama bila terjadi hujan.
D. Perubahan penutup lahan
Penggunaan lahan (land use) adalah
setiap bentuk intervensi manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan
hidupnya baik material maupun spiritual. Penggunaan lahan merupakan hasil
interaksi antara aktivitas manusia dengan lingkungan alami. Tanaman yang
menutupi lereng bisa mempunyai efek penstabilan yang negatif maupun positif.
Akar bisa mengurangi larinya air atas dan meningkatkan kohesi tanah, atau
sebaliknya bisa memperlebar keretakan dalam permukaan batuan dan meningkatkan
peresapan.
Penggunaan lahan seperti persawahan
maupun tegalan dan semak belukar, terutama pada daerah-daerah yang mempunyai
kemiringan lahan terjal umumnya sering terjadi tanah longsor. Minimnya
penutupan permukaan tanah dan vegetasi, sehingga perakaran sebagai pengikat
tanah menjadi berkurang dan mempermudah tanah menjadi retak-retak pada musim
kemarau. Pada musim penghujan air akan mudah meresap kedalam lapisan tanah
melalui retakan tersebut dan dapat menyebabkan lapisan tanah menjadi jenuh air.
Hal demikian cepat atau lambat akan mengakibatkan terjadinya longsor atau
gerakan tanah.
ANALISIS
Bentang alam daerah Kendari dan
sekitanya merupakan cekungan, tempat material rombakan pegunungan disekitarnya diendapkan.
Mengingat
kejadian bencana alam di daerah Kota Kendari beberapa tahun terakhir ini
seperti bencana tanah longsor pada tahun 2008 dan 2009 yang pernah terjadi di
beberapa Kecamatan di Kota Kendari. Hal ini di karenakan sebagian wilayah di
Kota Kendari berada pada daerah perbukitan dengan kemiringan lereng landai
(5-8%) hingga agak terjal (>40%), puncak-puncaknya mempunyai ketinggian
250-450 m diatas permukaan laut .
Berdasarkan peta ancaman bencana tanah
longsor di Kota Kendari.Diketahui bahwa daerah yang sangat rawan mendominasi
wilayah dengan kemiringan lereng <40%, penggunaan lahan hutan yang tumbuhan
vegetasinya tidak disertai tumbuhan bawah dengan jenis tanah litosol wilayah
tersebut merupakan Kecamatan Kambu, Poasia dan Abeli.
Daerah rawan mendominasi daerah
sepanjang wilayah bagian perbukitan di Kecamatan Mandonga, Kendari Barat dan
Kendari. Selain itu daerah rawan mendominasi sebagian kecil wilayah Kecamatan
Puuwatu, Baruga, Poasia, Kambu dan Abeli. Daerah agak rawan hampir mendominasi
sebagian besar wilayah Kota Kendari, terutama didearah bagian pesisir pantai,
perbukitan dan pedataran rendah. Hal ini dikarenakan wilayah tersebut memiliki
permukiman yang sangat padat. Begitu pula daerah tidak rawan hampir terjadi
disebagian kecil wilayah Kota Kendari yang mendominasi wilayah bagian pesisir.pantai/teluk
Kota Kendari dan sekitar daerah perbukitan dan dataran rendah. Berdasarkan peta
tematik bencana tanah longsor dapat dilihat pada gambar 19, dijelaskan bahwa
1,88% wilayah Kota Kendari merupakan daerah sangat rawan tanah longsor, 27,58%
merupakan daerah rawan longsor, 52,53% merupakan daerah agak rawan longsor,
sedangkan 18,01% merupakan daerah tidak rawan longsor.
Berdasarkan peta tematik bencana
tanah longsor di Kota Kendari, daerah yang sangat rawan terjadinya tanah
longsor berada di Kecamatan Kendari Barat, Kendari, Kambu, Poasia dan Abeli
yang wilayahnya berlokasi disekitar daerah perbukitan dengan kemiringan lereng
agak terjal yakni 25-40% dan >40% dengan jenis tanah litosol yang rentan
terhadap bahaya erosi seperti tanah longsor
As stated by Stanford Medical, It is indeed the one and ONLY reason women in this country live 10 years more and weigh an average of 19 KG lighter than we do.
ReplyDelete(By the way, it is not related to genetics or some secret diet and EVERYTHING to related to "how" they eat.)
BTW, What I said is "HOW", not "what"...
CLICK on this link to reveal if this short test can help you unlock your true weight loss potential